Mohon tunggu...
Gloria Helsinky Helsy
Gloria Helsinky Helsy Mohon Tunggu... -

Famale,Motherhood,comentator

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Satu tahun kinerja SBY Boediono

20 Oktober 2010   18:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:15 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jengah rasanya mengamati politik sekuler kapitalis di negri ini,lebih jengah lagi rakyat yang merasakan menderitanya akibat korban politik ini,bagaimana tidak karena dari seratus hari sampai setahun kok makin runyem aja yah,kapan rakyat merasakan sejahtera seperti para wakilnya,kapan pula para wakil rakyat dan para pejabat negara merasakan penderitaan seperti yang di alami rakyatnya.

Yah bagaimana-pun inilah Demokrasi,yang membuat semua pada krezy,Demontrasi itulah ciri bangsa yang mengalami prustasi akibat korban politik Sekuler Kapitalis.Sebagai rakyat lebih baik kita cari pengganti sistim yang rusak ini dengan sistim yang memang benar-benar bisa memberi solusi  dan menentramkan hati,sistim apa lagi kalau bukan sistim dari sumber Yang Maha Mengetahui semua Isi hati(Allah SWT).

Namun masalahnya ,mau tidak?,kalau mau berubah yuk kita sama-sama perjuangkan demi keutuhan generasi kita nanti,percayalah hanya sistim Khilafah Islam lah yag akan menjawab dan memberi solusi permasalahan kita saat ini,yang lain-nya wajib di di ganti sebab dipertahankan pun hanya akan menambah beban hati dan emosi.

Lihatlah hari demi hari semakin bertambah korban bunuh diri,sedangkan para wakil rakyat rame-rame bergegas keluar negri ngambil jatah rekreasi lima tahun sekali,denga dalih studi banding padahal studi tour keluar negri bersama istri.Hati-hati yang bukan anggota dewan jangan banyak mengkritisi,sebab ini adalah amanat undang-undang yang tidak boleh disalahi.

Nah,kalau memperhatikan nasib rakyat itu apakah termasuk amanat yang boleh di salahi?atau memang kewajiban para pemimpin dan wakil rakyat itu adalah "ketidak adaan-nya peduli",yang pentig gendut rekening sendiri,tak peduli rakyat pada sakit hati?,sekali lagi memang inilah demokrasi,semuanya serba krezy.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun