Mohon tunggu...
HELMOD ZAKARIA 111211215
HELMOD ZAKARIA 111211215 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Helmod Zakaria NIM 111211215 Mata Kuliah Leadership Universitas Dian Nusantara Prof. Dr. Apollo Daito, M.Si.Ak

Helmod Zakaria NIM 111211215 Mata Kuliah Leadership Universitas Dian Nusantara Prof. Dr. Apollo Daito, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Diskursus Gaya Kemimpinan Raden Mas Panji Sosrokartono

17 Oktober 2024   02:54 Diperbarui: 17 Oktober 2024   02:55 0
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Makna mental "Jawa" dalam konteks ini mencakup pengertian yang jauh lebih dalam daripada sekadar suku atau etnisitas. "Jawa" tidak hanya merujuk pada identitas suku, melainkan juga pada sebuah cara berpikir, memahami, dan menjalani kehidupan yang mengandalkan keseimbangan antara rasionalitas dan spiritualitas.

Penjelasan "Roh" dan Makna Mental Jawa

  • Kata "Roh" atau "Mental": Dalam konteks ini, kata "roh" atau "mental" memiliki banyak makna, seperti semangat, jiwa, batin, kesadaran, dan realitas empiris. Istilah ini merujuk pada aspek-aspek non-material dari kehidupan yang melibatkan kesadaran dan pemahaman yang lebih dalam.
  • Kaitan dengan "Weltgeist": Hegel menyebutkan istilah Weltgeist atau "Roh Dunia," yang dalam konteks ini mirip dengan konsep bahwa semangat atau jiwa mencerminkan pemahaman dan kesadaran global.

Makna "Jawa" Lebih dari Sekadar Suku

  • Dasanama: Kata "Jawa" dapat memiliki makna yang beragam atau disebut dasanama (banyak nama). Jawa secara harfiah berarti mengerti atau memahami dengan mata batin, yang melibatkan kesadaran spiritual serta rasionalitas.
  • Sadulur ingkang karimatan lan mboten karimatan: Kalimat ini berarti "saudara yang terlihat dan tidak terlihat," mencerminkan bahwa pemahaman "Jawa" meliputi dimensi yang nyata dan spiritual.
  • Jawa sebagai Cara Hidup: "Jawa" bukan hanya identitas suku, melainkan cara hidup atau nilai-nilai yang bisa diinternalisasi oleh siapa saja. Orang dari berbagai latar belakang etnis, seperti Jerman, Jepang, Batak, atau Papua, dapat menjalani kehidupan dengan nilai-nilai "Jawani" atau cara hidup Jawa. Sebaliknya, orang yang lahir sebagai suku Jawa bisa saja tidak menjalani kehidupan dengan nilai-nilai "Jawa."

Esensi Hidup "Jawa"

"Jawa" sebagai konsep mental berarti hidup dalam keseimbangan antara rasionalitas, spiritualitas, dan seni. Ini bukan hanya tentang menjadi bagian dari suku, tetapi bagaimana seseorang menjalani hidup dengan pemahaman yang lebih dalam tentang dunia, baik melalui tindakan nyata maupun spiritualitas yang dihayati.

Dengan demikian, makna "Jawa" dalam konteks ini mengacu pada sebuah filosofi atau cara pandang hidup yang lebih holistik dan inklusif, bukan terbatas pada identitas suku semata.

Dokpri Prof. Apollo
Dokpri Prof. Apollo

Nilai filosofis Kejawen atau ajaran spiritual Jawa yang diuraikan dalam perjalanan tokoh Werkudara (Bima) menuju manusia sempurna melalui empat tahap adalah simbol dari perjalanan manusia dalam mencapai pencerahan spiritual dan kesempurnaan hidup. Kisah ini diambil dari cerita Dewaruci dan mencerminkan pemahaman mendalam tentang perkembangan spiritual dalam budaya Jawa.

Empat tahap dalam perjalanan ini mencerminkan pentingnya mengembangkan tubuh, pikiran, jiwa, dan rasa sebagai cara untuk mencapai pemahaman mendalam dan kesadaran spiritual. Tujuan akhirnya adalah mencapai makrifat, yaitu pengenalan dan penyatuan diri dengan realitas tertinggi atau Tuhan. Mengapa ajaran ini penting? Karena dalam filosofi Kejawen, kesempurnaan manusia tidak hanya tentang aspek fisik atau intelektual, tetapi juga tentang mengembangkan jiwa dan rasa, sehingga hidup dalam harmoni dengan alam semesta dan Tuhan.

Perjalanan spiritual ini dilakukan melalui empat tahapan:

Syariat (Laku Raga/Sembah Raga): Tahap ini melibatkan disiplin fisik dan menjalankan perintah agama atau aturan lahiriah. Dalam budaya Jawa, ini melibatkan tindakan fisik seperti sembahyang atau ibadah yang teratur dan disiplin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun