Mohon tunggu...
Helmi Yusran Hendryan
Helmi Yusran Hendryan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

gk punya deskripsi, itu keunikan saya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Literasi Digital: Kunci Cerdas dalam Membaca Informasi di Media Sosial

11 November 2024   16:34 Diperbarui: 11 November 2024   17:08 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di era digital saat ini, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Setiap detik, informasi baru bermunculan, dan banyak dari kita yang terjebak dalam arus derasnya. Namun, seiring dengan kemudahan mengakses informasi, tantangan untuk memilah yang benar dari yang salah pun semakin besar. Inilah mengapa literasi digital menjadi sangat penting.

Literasi digital dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengakses, menganalisis, dan mengevaluasi informasi yang diperoleh melalui media digital, termasuk media sosial. Menurut artikel dalam Jurnal Infokom, literasi digital merupakan keterampilan krusial untuk menghadapi tantangan informasi di era digital (Purnama, 2020). Dalam konteks media sosial, literasi ini menjadi pedoman yang membekali pengguna untuk mengenali sumber informasi yang kredibel, memahami konteks, dan dapat membedakan antara fakta dan hoaks.

Salah satu bahaya yang paling nyata di media sosial adalah penyebaran informasi palsu atau hoaks. Menurut penelitian oleh Lazer et al. (2018) dalam Jurnal Science, lebih dari 70% orang dewasa di Amerika Serikat terpapar oleh hoaks di media sosial. Hal ini menunjukkan pentingnya kemampuan individu untuk menganalisis dan mengevaluasi informasi yang mereka terima. Literasi digital mengajarkan kita untuk tidak langsung mempercayai segala sesuatu yang muncul di timeline kita. Sebagai contoh, dengan memeriksa sumber, mencari konfirmasi dari berita, dan mengetahui siapa yang menyebarkannya, kita dapat mengurangi risiko terjebak dalam informasi yang menyesatkan.

Literasi digital juga memfasilitasi pengembangan pemikiran kritis. Menurut Supriadi dan Kurniawan (2021) dalam Jurnal Pendidikan dan Teknologi, individu yang memiliki literasi digital yang baik cenderung lebih mampu berpikir kritis dan analitis ketika menghadapai informasi. Mereka bisa menyusun argumen yang logis dan menarik kesimpulan yang akurat dari informasi yang ada. Memiliki kemampuan untuk berpikir kritis bukan hanya bermanfaat dalam memilah informasi, tetapi juga membantu kita dalam dialog dan diskusi dengan orang lain di media sosial.

Selain itu, literasi digital juga mempromosikan kesadaran mengenai etika dan tanggung jawab saat berinteraksi di media sosial. Pengguna yang literat digital memahami bahwa apa yang mereka bagikan memiliki potensi untuk memengaruhi orang lain. Sebuah studi oleh Hargittai (2010) menyoroti betapa pentingnya pemahaman ini, khususnya di kalangan remaja yang aktif di platform sosial. Mereka yang literat digital lebih cenderung untuk berhati-hati dalam membagikan informasi dan menghargai privasi serta data pribadi orang lain.

Namun, tantangan tetap ada. Masih banyak individu yang tidak memiliki akses atau pengetahuan untuk menerapkan literasi digital secara efektif. Oleh karena itu, penting bagi sekolah, keluarga, dan masyarakat untuk bersama-sama membangun program edukasi yang menekankan pentingnya literasi digital. Kampanye kesadaran publik, pelatihan, dan workshop dapat menjadi beberapa solusi untuk meningkatkan literasi digital di kalangan masyarakat luas.

Sebagai penutup, literasi digital adalah kemampuan yang wajib dimiliki setiap individu di zaman informasi ini. Dengan memiliki literasi digital yang baik, kita bisa menjadi pengguna media sosial yang lebih cerdas, bertanggung jawab, dan kritis. Mari kita tingkatkan kemampuan ourselves dan orang-orang di sekitar kita untuk memastikan bahwa kita tidak hanya menjadi konsumen informasi, tetapi juga produsen yang cerdas.

Referensi:

  1. Purnama, I. (2020). "Literasi Digital dalam Upaya Memerangi Hoaks di Media Sosial." Jurnal Infokom, 9(2), 45-52.
  2. Lazer, D. J., Baum, M. A., Benkler, Y., et al. (2018). "The Science of Fake News: Addressing Fake News in a Digital Age." Science, 359(6380), 1094-1096.
  3. Supriadi, I., & Kurniawan, A. (2021). "Peran Literasi Digital dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Era Digital." Jurnal Pendidikan dan Teknologi, 12(1), 15-20.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun