Pendidikan dalam lingkup PAUD/TK umumnya ditujukan dan dirancang untuk melayani dan meningkatkan perkembangan intelektual, sosia, emosional, Bahasa, dan fisik anak. (Bredecamp & Cople, 1997; Mariyana, Nugraha, Rachmawati, 2013: hlm. 4). Dalam uraian lebih lanjut dari Bredecamp & Cople, (1997) Mariyana dkk., (2013) juga menyebutkan bahwa tujuan pendidikan dalam jenjang tingkatan TK adalah untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai kehidupan yang dianut.
Periode usia anak dalam tingkatan TK termasuk dalam periode sensitif. Mariyana dkk., (2013; hlm.11) menyebutkan bahwa pada masa tersebut, anak cenderung sensitif untuk menerima berbagai rangsangan yang diberikan oleh lingkungannya. Dengan demikian, lingkungan tempat anak belajar perannya menjadi penting karena menyediakan berbagai unsur yang dapat memberikan stimulasi yang relevan dalam membantu peroses belajar anak. Hal tersebut juga berkesesuaian dengan pandangan Montessori tentang konsep absorbent mind (Sujiono, 2009: hlm.107) yang terdapat pada diri anak di usia awal pertumbuhan mereka, di mana lingkungan tempat anak belajar memiliki pengaruh besar terhadap proses pengkonstruksian pengetahuan yang terdapat dalam diri anak. Seperti yang telah banyak diketahui, semua hal tersebut diarahkan untuk menunjang upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional yang dalam UU SISDIKNAS diarahkan untuk membantu petumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lehih lanjut seperti yang diuraikan dalam Mariyana, dkk., (20013: hlm.5)
Lingkungan Belajar di Masa Sekarang
Pandemic COVID-19 dengan kebijakan belajar dari rumah, memunculkan permasalahan baru dalam lingkup pembelajaran di PAUD dengan menghilangkan lingkungan belajar yang biasanya dapat ditemukan oleh anak di TK. Hilangnya lingkungan social-emosi dalam lingkup belajar AUD menjadi hal yang umum ditengah program belajar dari rumah di saat sekarang. Hal ini bertentangan dengan visi PAUD berdasarkan pendapat Montessori yang menegaskan pentingnya lingkungan social selain peran guru dan orang tua. Hilangnya lingkungan social tersebut selain mengganggu perkembangan anak, bahkan telah memunculkan kecenderungan ganguan mental yang disebut sebagai General Adaptation Syndrome (GAS).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H