Pengertian Bullying
Edukasi Bullying untuk anak adalah kegiatan  pembelajaran agar anak terhindar dari hal negatif yang mengakibatkan mental atau fisik anak terluka. Perundungan banyak digunakan anak atau remaja untuk membuktikan bahwa dirinya kuat tak tertandingi. Bullying seakan menjadi ajang unjuk gigi bagi anak dengan mengintimidasi temannya tanpa ada rasa bersalah dan berbangga hati terkait perbuatannya.Â
Kasus BullyingÂ
Kasus bullying seolah tidak ada habisnya hampir setiap hari ada informasi di media terkait perundungan dan naasnya banyak yang berakhir meninggal. Kematian terkait bullying kian meningkat bahkan anak usia dini sampai mengakhiri hidupnya gara-gara dibully di sekolah. Di Indonesia sendiri tercatat sudah lebih dari 2000 kasus bullying anak masuk selama tahun ini. Dengan adanya edukasi bullying untuk anak diharapkan anak bisa mendapatkan hak dan kewajibannya sebagai anak dengan baik.
Dampak Bullying Untuk Anak
Efek dari bullying untuk anak tidak main-main selain gangguan mental hal terfatal adalah kematian. Mental seorang anak akan terganggu jika menjadi korban perundungan, rasa percaya diri si anak juga berkurang. Alih-alih cerita tentang perpeloncoan yang terjadi di sekolah anak justru menjadi pendiam di rumah merasa frustasi mengapa harus dia yang menjadi korban.Â
Pentingnya Edukasi Bullying
Memberi pengertian terkait bullying dan menjelaskan sedetail mungkin merupakan upaya positif untuk mencegah terjadinya perundungan. Mengedukasikan bahwa jika menjadi pembully itu salah, menanamkan rasa empati simpati dan tanggungjawab kepada anak. Mengingat banyaknya kasus negatif yang marak terjadi dan dampak buruk yang menimpa. Jika di sekolah edukasi bisa dilakukan guru, ketika di rumah orang tua juga wajib memberi penjelasan.
Cara Mengedukasi Bullying Sejak Dini
Sebagai rumah pertama anak orang tua diharapkan mampu memberi perhatian yang cukup untuk buah hatinya agar terhindar dari bullying maupun menjadi pembully. Usahakan jangan melabeli anak atau sederhananya memanggil nama anak tidak sesuai namanya contoh: gendut, gembul, bawel, dll. Ketika melabeli si buah hati akan mencontoh dan ditakutkan  menjadi kebiasaan kemudian berlanjut di sekolah.
Untuk guru di sekolah jangan membedakan murid berdasarkan nilai maupun fisik hal tersebut dilakukan agar tidak ada kecemburuan antar siswa. Kerjasama dan komuikasi yang baik wali murid dan guru dapat meminimkan terjadinya bullying pada anak.