Perempuan berhati Emas itu bernama Sukma..
Masih segar dalam ingatanku. Kala pagi tiba. Sebuah senyum tulus selalu menyapaku. Selalu setiap saat, setiap pagi tiba. Semua yang seharusnya di lakukan seorang Ibu ada padanya. Menyiapkan sarapan pagi untuk aku dan adik-adiku, mecuci semua pakaian kotor yang kami kenakan, mengurus semua keperluan kami yang lain tanpa mengeluh. Sosok Ibu yang telah lama tiada sudah tergantikan olehnya. Kasih sayang & perhatian, setulus hati ia berikan kepada kami tanpa pamrih.
Perempuan itu bernama Sukma, adik Iparku. Sejak ayah dan Ibu tiada, adik iparku adalah segalanya bagi kami. Istri untuk adik laki-lakiku, juga Ibu bagi kami semua. Selain mengurus Swami dan tiga orang anaknya, dengan jiwa yang besar mengurus aku serta Empat Orang adikku yang lain. Tak pernah lelah, tak pernah berkeluh kesah, meski sering terlihat garis kelelahan di wajahnya. Dalam kesulitan hidup yang kami jalani, hati yang bijak penuh kasih menjadi motivasi besar untuk kami sekeluarga. Dimata kami, Sukma adalah segalanya, takkan terganti.
Berat mau dikata, inilah hidup, inilah ajal. Tak ada satu manusiapun mampu menolaknya, jika ajal telah datang menjemput. Siap atau tidak, terima atau tidak, semua pasti terjadi. Tak ada yang tahu kapan Malaikat maut datang. Hanya Allah SWT pemilik semua rahasia hidup ini...
Ilustrasi : www.gambarkata.com
Selamat Jalan Ibuku, adik iparku
Segala kebaikan yang kau tinggalkan
Takkan terhapus di hati
Takkan terganti