Mohon tunggu...
Luhana AmmatulMaula
Luhana AmmatulMaula Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya adalah lulusan prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Saya adalah fresh graduate dari jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dengan minat besar dalam bidang media dan komunikasi. Saya memiliki pemahaman tentang teknik penyiaran dan strategi komunikasi yang efektif, serta berpengalaman dalam membuat konten yang menarik bagi audiens. Saya siap berkontribusi di dunia kerja dengan kemampuan analisis, kreativitas dalam pembuatan konten, dan kemampuan beradaptasi dengan berbagai platform komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Bandung

BMKG: Jawa Barat Alami 107 Gempa dan 3,2 Juta Kejadian Petir Akhir Tahun Ini

1 Desember 2024   20:23 Diperbarui: 1 Desember 2024   22:58 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gempa Bumi, sumber: pexels.com

BMKG Bandung melaporkan 107 gempa bumi terjadi di Jawa Barat sepanjang November 2024. Kepala BMKG Stasiun 1 Bandung, Teguh Rahayu, menjelaskan gempa terbanyak berada pada kedalaman dangkal (<60 km) sebanyak 98 kejadian, diikuti 9 gempa menengah (60-300 km), dan tidak ada gempa dalam (>300 km). Kedalaman gempa bervariasi antara 2 hingga 199 km.  

Gempa berkekuatan terbesar tercatat 5,2 magnitudo, sedangkan yang terkecil 1,3 magnitudo. Dari total kejadian, 51 gempa berpusat di laut, sementara 56 lainnya di darat. Sebanyak 15 gempa dirasakan langsung oleh warga, termasuk gempa pada 13 November 2024 yang berkekuatan 5,2 magnitudo dan berpusat pada kedalaman 27 km. Gempa ini dirasakan di Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran, Bandung, hingga Cimahi.  

Rahayu menjelaskan, gempa-gempa ini disebabkan deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia (intra-slab) dengan mekanisme pergerakan geser naik (oblique thrust).  

Selain gempa, BMKG mencatat 3.268.683 sambaran petir di wilayah Jawa Barat sepanjang November 2024, dengan Kabupaten Sumedang menjadi daerah dengan kejadian terbanyak. Frekuensi petir tertinggi terjadi pada minggu ketiga November, mencapai 1,3 juta sambaran, sementara minggu pertama mencatat jumlah terendah, yaitu sekitar 296 ribu sambaran.  

Dengan memasuki musim hujan, masyarakat diminta waspada terhadap cuaca ekstrem dan menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun