Mohon tunggu...
Findani
Findani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Membaca, belajar, dan berkarya apa saja!

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Cerita Horor di Rest Area "Jangan Lihat ke Cermin"

20 Mei 2024   19:21 Diperbarui: 20 Mei 2024   19:58 1022
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Apa kalian merasa kalau semua toilet di rest area terasa lebih lembab dan mengeluarkan bau yang khas? Entahlah, bagiku begitu. Rest area tipe A, B, maupun C sebersih dan sebagus apapun ciri khasnya sama.

Aku dan suami sering kali ke luar kota. Aku hampir selalu menemani suamiku dinas dan kami menghabiskan banyak waktu di jalan tol. Ada satu kejadian yang membuatku sedikit trauma di tol daerah Semarang. Lebih tepatnya trauma untuk ke toilet rest area.

Hari itu semalaman hujan lebat, pada pukul sebelas kami memutuskan untuk beristirahat di rest area karena jalanan tol sangat berbahaya ketika hujan lebat. Rest area tipe C ini sangat sepi, dengan satu payung aku mengantar suamiku ke mushola lalu aku menuju toilet untuk mengganti pembalut.

Semua bilik toilet terbuka kosong, aku merasakan bau dan lembabnya toilet. Bilik terdekat segera kumasuki dan ternyata pada lantainya tercecer tetesan-tetesan darah. Bergeridik risih aku langsung keluar dan memakai bilik samping.

"Brak...!"

Bilik sebelahku seperti dibanting. Suara itu dari bilik yang tak jadi aku masuki. Aku kaget dan tanpa sadar mendengarkan dengan seksama pada bilik disampingku. Aku mendengar suara yang ditahan dengan nada seperti sedang menggerutu kemudian sepi. Tidak terdengar apapun lagi bahkan tidak ada suara air.

Aku segera menuntaskan urusanku dan ketika keluar dari bilik aku melihat bilik sebelahku kosong, juga bilik-bilik yang lainnya pun sama kosong. Perasaanku tidak enak. Aku cepat-cepat mencuci tangan dan entah kenapa aku tidak mau melihat ke arah cermin.

"Brak...!"

Seketika aku melihat ke arah bilik-bilik toilet dan tidak melihat satupun pintu tertutup. Perasaanku semakin tidak enak, kini bulu kudukku meremang dan aku dapat mendengar degup jantungku sendiri.

Aku menutup keran, tapi kemudian badanku membeku seketika. Aku merasakan kehadiran seseorang di sampingku. Lewat sudut mata aku berusaha melirik, tetapi kosong tak ada siapapun di sana. Kepalaku rasanya ingin sekali mendongak ke arah cermin.

'Jangan lihat!' Satu suara dalam diriku berkata. Tapi kepalaku terangkat dan mataku tertuju pada cermin. Di cermin itu, terpantul bayanganku, dan pada sampingku, ada bayangan lain. Bayangan seorang perempuan menunduk, rambut panjangnya terurai menutupi muka. Badanku membeku.

'Bergerak! Jangan lihat!'

'Bergerak!!!'

Bergerak aku berlari keluar dan tubuhku menabrak seseorang yang ternyata perempuan tadi! Kulihat tangannya yang kurus pucat mencengkram bahuku dan diguncang-guncangnya. Aku berteriak dan menutup mataku. Ketika aku membuka mata ternyata suamikulah yang sedang memegangku. Aku terjatuh tak sadarkan diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun