Mohon tunggu...
amanda abdillah
amanda abdillah Mohon Tunggu... Lainnya - kuliah

kuliah di unesa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun jembatan: Peran Empati dalam Hubungan Interpersonal

4 Januari 2025   22:35 Diperbarui: 4 Januari 2025   22:35 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sudah tidak asing lagi bukan dengan kata "Empati". setiap manusia pasti memiliki rasa empati terhadap sesama manusia yang lainnya,seperti dengan keluarga,kerabat,dan teman sebaya. Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak dapat menghindari interaksi dengan orang lain, baik itu dalam konteks pribadi, profesional, maupun sosial. Hubungan yang baik dan sehat adalah fondasi penting untuk mencapai kebahagiaan dan kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan. Namun, apa yang sebenarnya menjadi kunci untuk membangun hubungan tersebut? Salah satu faktor yang sering kali diabaikan namun sebenernya sangat penting adalah empati.

Apa sih pengertian empati ?

Goleman (2015) menjelaskan bahwa empati adalah kemampuan seseorang untuk memiliki perasaan terhadap orang lain. Empati ini merupakan emosi perasaan yang kuat dimiliki setian individu terhadap individu lainnya. Pada saat kita melihat teman sedang mengalami musibah dikarenakan orangtuanya meninggal, maka dengan refleks kita akan berempati terhadap teman kita dengan mengucapkan belasungkawa, perasaan itulah yang dikatakan empati (Golemen,2015:103). Empati adalah kondisi emosi dimana seseorang merasakan apa yang dirasakan orang lain seperti dia mengalaminya sendiri, dan apa yang dirasakannya tersebut sesuai dengan perasaan dan kondisi orang yang bersangkutan. Meskipun empati merupakan respon yang bersifat emosi namun juga melibatkan ketrampilan kognitif seperti kemampuan untuk mengenali kondisi emosi orang lain dan kemampuan mengambil peran (Feshbach dalam Eisenberg, 1989). Menurut Aronfeed (dalam Eisenberg, 1989) pada awalnya empati diperoleh melalui kondisioning atau asosiasi, dimana secara berulang-ulang rasa senang atau rasa sakit pada anak dipasangkan dengan ekspresi orang lain tentang perasaan tersebut. Menurut Davis (1983) ada beberapa aspek dalam empati, diantaranya adalah aspek kognitif dan aspek afektif (emosi).

Empati tidak akan terjadi jika tidak ada faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk berempati terhadap orang lain. Menurut Taufik (2012) terdapat 6 faktor yang dapat mempengaruhi ketepatan seseorang dalam berempati terhadap orang lain yaitu

  • Pola asuh
  • Perkembangan empati lebih banyak terjadi pada lingkungan keluarga yang memberikan kepuasan pada kebutuhan emosional anak dan tidak terlalu mementingkan kepentingan sendiri.
  • Kepribadian
  • Kepribadian berpengaruh terhadap tingkat empati seseorang. Seperti dalam kehidupan sehari-hari kita sering membantu teman kita yang sedang kesusahan.kepekaan seperti inilah yang menimbulkan perasaan empati
  • Usia
  • Tingkat empati seseorang yang semakin meningkat dengan bertambahnya usia, karena kemampuan pemahaman perspektif juga meningkat bersamaan dengan usia.
  • Derajat kematangan
  • Empati banyak dipengaruhi oleh derajat kematangan seseorang. Derajat kematangan adalah besarnya kemampuan seseorang dalam memandang suatu hal secara proporsional.
  • Sosialisasi
  • Sosialisasi yang dilakukan seseorang sangat berpengaruh terhadap tingkat empatinya.dengan bersosialisasi kita akan mengetahui apa yang sedang dirasakan oleh orang lain, hal inilah yang dapat menumbuhkan rasa empati secara langsung.
  • Jenis kelamin
  • Jenis kelamin merupakan salah satu penentu kemampuan empati seseorang. Empati perempuan dengan laki-laki berbeda, akurasi empati perempuan lebih baik daripada laki-laki.

Mengapa empati penting dalam hubungan interpersonal ?

Salah satu aspek yang mempengaruhi efektivitas komunikasi interpersonal menurut Devito (dalam Babby Hasmayni 2016:59) adalah empati (empathy).

Empati menekankan pentingnya mengindra perasaan orang lain sebagai dasar untuk membangun hubungan interpersonal yang sehat. (Cohen & Lazarus dalam Sarafino, 1994). Salah satu cara untuk mengukur keunggulan individu atau kualitas hidup mereka adalah dari hubungan interpersonalnya. Ketika individu ingin menjalin hubungan interpersonal dengan individu lain maka dia sangat membutuhkan komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari individu pasti selalu membutuhkan komunikasi untuk berinteraksi dengan orang lain. Salah satunya yaitu komunikasi interpersonal, yang dimana menurut Devito (dalam Suseno, 2009) menyatakan bahwa komunikasi Interpersonal merupakan proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau sekelompok kecil orang secara spontan dan informal. Komunikasi interpersonal menjadi penting karena prosesnya bersifat dialogis. Dalam proses komunikasi dialogis nampak adanya upaya dari para pelaku komunikasi untuk terjadinya pergantian bersama dan empati. Ketidakmampuan dalam mengembangkan sikap empati dan komunikasi interpersonal dengan baik akan menghasilkan kualitas hidup yang buruk. Salah satu cara untuk meningkatkan empati adalah melalui sosok seorang ibu. Ibu yang puas dengan perannya akan mampu menciptakan anak yang memiliki empathic concern yang tinggi (koestner, 1990).

 menurut Winkel (dalam Barus, 2005) komunikasi interpersonal merupakan proses komunikasi timbal balik yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka, langsung dan melalui kontak pribadi (hati ke hati). Dari segi psikologis komunikasi, dapat dipahami bahwa semakin baik hubungan interpersonal, maka akan semakin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya, semakin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsinya terhadap diri sendiri, sehingga semakin efektif komunikasi yang berlangsung diantara komunikator dan komunikan.

Menurut Kumar (dalam Wiryanto, 2004) Efektifitas komunikasi interpersonal mempunyai lima aspek yaitu :

  • Keterbukaan (Openness)
  • Komunikasi  interpersonal dapat efektif jika keterbukaan dalam berkomunikasi ini dapat dilakukankarena dari keterbukaan inilah orang lain akan mengetahui pendapat,pikiran,dan gagasannya sehingga komunikasi dapat mudah dan efektif untuk dilakukan.
  • Empati (empathy)
  • Empati merupakan kemampuan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Sehingga individu dapat memahami posisinya, dengan begitu tidak akan memberikan penilaian pada sikap orang lain.
  • Dukungan (supportiveness)
  • Komunikasi interpersonal akan efektif apabila dalam diri seseorang ada perilaku supportiveness.saling memberikan dukungan dapat mengurangi sikap defensive dalam berkomunikasi.
  • Sikap positif (positivennes)
  • Berfiki positif terhadap diri sendiri dan orang lain sehingga dapat mendorong orang lain untuk lebih aktif dalam menciptakan situasi komunikasi yang efektif.
  • Kesetaraan (equality)
  • Kesetaraan yaitu meliputi kesamaan dalam dua hal. Pertama kesamaan bidang pengalaman diantara para pelaku komunikasi. Artinya komunikasi antar pribadi umumnya akan lebih efektif bila para pelakunya mempunyai nilai, sikap, perilaku dan pengalaman yang sama. Namun hal ini tidak berarti bahwa ketidaksamaan tidaklah komunikatif. Kedua kesamaan dalam percakapan diantara para pelaku komunikasi, maksudnya ada kesamaan dalam hal mengirim dan menerima pesan. Dalam setiap situasi seringkali terjadi ketidaksamaan.

Sejalan dengan hasil penelitian Nuzul Fitri (2008) menyatakan bahwa terdapat kontribusi empati secara signifikan terhadap kompetensi komunikasi interpersonal pada mahasiswa tingkat satu yaitu sebesar 53,7%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa empati sangat berpengaruh sekali dalam kompetensi komunikasi interpersonal. Hasil tersebut sesuai dengan pendapat Hardjana (2003) yang mengatakan agar kemampuan komunikasi interpersonal berhasil dengan baik setiap orang perlu memiliki kompetensi (skill) komunikasi interpersonal baik secara sosial maupun verbal, salah satu kompetensi yang dimiliki dalam berkomunikasi adalah empati. Selain empati, aspek lain yang mempengaruhi efektivitas komunikasi interpersonal menurut Devito (dalam Rakhmat 1998, 171) adalah dukungan (Supportness).

Banyak segi positif apabila setiap individu memiliki sifat berempati dalam komunikasi interpersonal setiap harinya. Setiap individu akan senang berkomunikasi dengan orang lain, karena empati akan meningkatkan suatu hubungan yang baik dalam berkomunikasi dengan orang lain di lingkungan keluarga , masyarakat maupun di sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun