Museum Sultan Mahmud Badarudin II
Letaknya di dekat Benteng Kuto Besak, bentuknya menyerupai rumah adat Palembang, yakni Rumah Limas. Â Dengan warna merah sebagai dominan warna catnya. Bangunan museum ini berbarengan dibangun dengan masa dibangunnya Masjid Agung Palembang. Yakni pada pemerintahan Sultan Mahmud Badarudin I.Â
Museum ini banyak menampilkan koleksi arkeologi, etnografi, seni dan informasi mengenai kota Palembang di masa lampau. Di Museum ini juga aku mengetahui sejarah gelar Nyimas yang aku dapat dari turunan leluhurku. Tidak jauh dari Museum SMB ini terdapat Jembatan Ampera, namun kita harus sedikit menaiki tangga bila ingin berfoto di dekat tulisan Ampera
Jembatan Ampera
Sebelum menjadi Jembatan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat), sebenarnya jembatan ini dulunya sempat dinamai dengan jembatan Bung Karno. Â Sebagai warga Palembang, Aku belum pernah berfoto di depan jembatan ini. Â Namun sekarang, bila saat malam tiba. Â Jembatan Ampera dan sepanjang sungai musi, tanpak cantik dihiasi lampu kecil warna warni. Â Kalau kalian ke Palembang, jangan lupa mengunjungi Ampera saat malam hari untuk mendapatkan spot foto yang cantik. Â Baiklah rute kita selanjutnya adalah pasar I6.
Pasar 16
Pasar ini merupakan pasar tradisional terbesar  dan tertua di Palembang.  Bahkan sudah menjadi pusat perdagangan masyarakat di sepanjang sungai musi jauh sebelum zaman kemerdekaan.  Di pasar ini semuanya serba ada. Baik bahan pangan, pakaian, semua ada di pasar ini. Salah satu spot yang terkenal dari pasar I6 ini adalah lorong basah.  Karena terkenal murah dan banyak pilihannya.  Namun bila kita kebetulan berbelanja di lorong basah harus berhati hati menjaga barang barang pribadi. Karena bukan sulap bukan sihir, Barang kita dapat berpindah tangan.
Monumen Pancasila
Masjid Agung Palembang