Mungkin ada perasaan malu, iya terkadang kita pun malu mengakui orang tua kita karena tampilan yang lusuh, tidak berpendidikan, bukan seperti orang tua yang dimiliki orang-orang yang cukup "beruntung". Aku pun jadi mengingat sosok ayah yang seringkali mengantar jemputku sekolah hingga kuliah. Sama, aku dulu juga malu rasanya melihat teman-teman diantar dengan mobil, kadang aku minta untuk tidak stop di depan paagar. karena aku merasa papa ku orang yang galak.Â
Ketika pulang, ia masih melihat ayahnya menunggu di pos saat hujan deras. Ia pun segera meminta temanya untuk berhenti dan berkata "Aku stop dsi sini saja,Â
Ayah sudah jemput". Kedua temanya saling menatap dan berkata "Ayah..". Scene ini pun sangat berkesan ketika sang anak teringat perjuangan ayahnya dari dulu yang mengantar dan menjemputnya di kampus.
Iklan ini sangat menyentuh sekali, tentang hubungan anak perempuan dan ayahnya. Karena selama ini, di masyarakat kita Ibu berperan penting dan memiliki emosional yang erat dengan anak perempuanya.Â
Namun di iklan yang berdurasi semenit ini sukses membuat ambyar ingatan-ingatan masa lalu bersama sesosok ayah. Tidak dengan kenangan yang wow nan spektakuler, ternyata hal-hal kecil seperti ini pun ternyata menjadi sangat berharga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H