Menunggu azan adalah saat yang dinantikan, namun karena Covid-19 ini tidak ada lagi ngabuburit di luar bersama teman-teman dan keluarga atau sebagai ajang reuni. Ah, tak apalah! masih banyak juga hal yang bisa kita lakukan sembari menunggu azan magrib berkumandang. Â Sehari-hari acara ngabuburit di isi dengan persiapan masak, masak, dan memasak. Sepertinya dapur tidak bisa menunggu, selalu ada saja aktivitas mencuci, memasak, lalu mencuci kembali.
Tahun, ini termasuk cukup spesial karena bisa bersama dengan keluarga. Biasanya kami akan membantu menyiapkan kebutuhan berbuka bersama. Ada yang menyiapkan piring, menyusun takjil, memasak, memotong-motong sayur atau daging. Terkadang jika sudah lelah, kami memesan makanan cepat saji.
Sembari menunggu pun, aku biasanya mengecek HP tentu saja banyak sekali live instgram aktif, belum lagi acara meeting online yang sayang dilewatkan. Aku pun beberapa kali live instgram bersama Walhi, kemudian diskusi online bersama teman-teman membahas isu disabilitas dan kekerasan seksual, mengikuti kelas WAG, melihat live instgram kegiatan Kompasianers Palembang pun. Ahh tahun ini memang cukup banyak berbeda yaa..., tak apalah asal kan kita masih terus semangat dan bertahan untuk bangkit kembali. Semoga bulan baik akan membawa kita ke kebaikan-kebaikan lainnya.
Sore itu, ketika semua persiapan telah rampung. Masih ada beberapa waktu untuk menunggu, Keponakanku asyik melihat ipin dan upin di depan layar kaca, beberapa anggota keluarga masiha ada di dalam kamar masing-masing.Â
Sedangkan mama ikut duduk di sofa, kemudian memintaku membawakan mic bluetooth. Mamaku sudah hampir 4 tahun ini terbatas aktivitasnya pasca serangan stroke.Â
Alhamdulilah ia sekarang banyak kemajuan, satu hal yang selalu aku rindu. Dulu, ketika mama sakit ia tidak bisa bergerak dan berbicara. Aku jadi sedih ketika ternyata hal sepele mengantarkanku di depan pintu ketika akan pergi, meneleponku ketika di luar, saat itu ternyata hal kecil itu membuat aku berderai air mata.Â
Betapa hal-hal kecil terasa begitu besar dan bermakna ketika itu diambil. Sekarang, sebuah lagu favorit mamaku " Aku masih seperti yang dulu,...." membuatku tersenyum sembari di dapur, mendengar suaranya yang tidak selancar dahulu, namun aku tahu, bahwa perempuan hebat itu tetap mamaku yang dulu, yang tangguh.Â
Suara speaker semakin mengeras, tiba-tiba abangku keluar dan ikut bernanyi, ah ternyata keponkanku pun cukup hapal lagu ini. jadilah ngabuburit kami diiringi sebuah lagu sebelum tiba waktunya azan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H