Mohon tunggu...
Hellen Nur Qolbi
Hellen Nur Qolbi Mohon Tunggu... lainnya -

orang gak penting yang lagi belajar menulis tanpa ditunggangi kepentingan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rakyat Indonesia (Suka) Lupa?

18 November 2012   02:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:08 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Masih ingatkah kita tahun 2004, media massa sibuk memuat berita perseteruan antara mantan menko polkam Bambang Yudhoyono - sekarang lebih dikenal dengan sebutan SBY - dengan Taufik Kiemas, kala itu suami presiden Megawati? Atau sudah lupakah kita, bahwa dalam perseteruan itu SBY selalu tampil jadi sosok "teraniaya" sehingga publik simpati dengan beliau?
Meskipun 2 periode masa kepemimpinan beliau hampir berakhir, ternyata sosok yang mampu memenangkan hati rakyat Indonesia tetap tidak bisa merealisasikan janji beliau, membawa Indonesia yang bebas KKN. Akankah kita menyesali hal ini? Atau akankah kita berteriak dijalanan menuntut perubahan kepada seseorang yang sebentar lagi akan meletakkan jabatannya? Bagi saya, tiada kata menyesal ketika keputusan telah saya buat. Terpilihnya SBY sebagai presiden RI adalah keputusan rakyat. Memenangkan demokrat sebagai partai nomor 1 RI adalah pilihan rakyat. Menyadari begitu pentingnya suara rakyat, maka jangan jual murah tuh suara.
Sebentar lagi, tepatnya 2014, suara kita akan penting lagi, pergunakanlah suara tersebut sebaik-baiknya, jangan MUDAH TERTIPU OPINI YANG DIBUAT MEDIA. Cukup sudah media massa menggiring kita kepada melodrama yang menghanyutkan. Perhatikan sosok-sosok yang sejak beberapa tahun belakangan dapat pujian dari media, benarkah beliau-beliau adalah sosok seperti diberitakan tersebut? Kita pernah tertipu "media massa" (?) akankah kita membiarkan diri kita tertipu lagi? Atau memang sesungguhnya kita rakyat yang suka lupa? Hanya kita yang bisa menjawabnya..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun