Mohon tunggu...
Hellen ZahroMasfufah
Hellen ZahroMasfufah Mohon Tunggu... Mahasiswa - MABA UIN Malang

Manajemen Gangs

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Covid-19 terhadap UMKM

10 September 2021   08:45 Diperbarui: 10 September 2021   09:09 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti yang kita ketahui Indonesia sekarang sedang tidak baik baik saja semenjak Presiden Joko Widodo mengumumkan pada tanggal 02 Maret 2020 lalu bahwa ada dua orang Indonesia positif terjangkit virus Corona yakni perempuan berusia 31 tahun dan ibu berusia 64 tahun, sejak saat itu mitos tentang Indonesia kebal terhadap corona pun sempal atau rusak. Dan hal itu tentu saja berdampak besar pada perekonomian masyarakat Indonesia karena peraturan pemerintah yang mengharuskan masyarakat melakukan pembatasan social (social distancing), oleh karena itu masyarakat dituntut untuk mengurangi aktivitas atau kegiatan di luar rumah untuk mencegah penyebaran virus jahat ini. Hal itu dapat mempengengaruhi ekonomi para pedagang, padahal ekonomi merupakan faktor penting bagi kehidupan manusia apalagi para pedagang-pedagang kecil akan mengalami kerugian yang sangat pesat akibat adanya wabah covid-19 ini. Pembatasan aktivitas akibat covid-19 ini telah menimbulkan kerugian ekonomi secara nasional.

Indonesia benar-benar mengalami gelombang penyusutan akibat covid-19 ini, karena melemahnya konsumsi rumah tangga atau melemahnya daya beli, serta pandemi covid-19 ini tidak memiliki kepastian kapan akan berakhir, sehingga di bidang investasi juga ikut melemah dan mendorong berhentinya sebuah usaha, oleh karena itu pemerintah menganjurkan kepada pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) agar bisa bersaing dengan menerapkan ide-ide kreatif seperti menciptakan pasar domestik yang produktif kemudian produknya dijual dengan memanfaatkan digitalisasi.

Di kota Sidoarjo tepatnya di Ruko Villa Jasmine 3 blok A1-6 Salam Suko terdapat sebuah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang dikenal dengan "Es SuKet dan Papa Risol", SuKet sendiri adalah singkatan dari Susu Ketan karena toping esnya yang terdiri dari dua bahan tersebut. Usaha ini bisa di katakan sebagai usaha baru, usaha kuliner ini bisa dibeli langsung di tokonya, bisa dengan system delivery (jasa pengiriman), dan COD yaitu metode pembayaran yang dilakukan secara langsung di tempat. Dengan memiliki banyak varian rasa, usaha Es Suket dan Papa Risol ini menarik perhatian masyarakat khususnya di daerah kawasan Ruko Villa Jasmine 3 blok A6-1 Salam Suko dan sekitarnya, usaha kuliner sekarang sedang membengkak karena banyak larangan dari pemerintah untuk menjaga jarak satu sama lain. Maka dari itu usaha kuliner merupakan ide kreatif di masa pandemi  ini.

Setelah melakukan diskusi dan wawancara bersama salah satu karyawan bernama Tika Erma Rosita, saya mendapatkan informasi-informasi menarik dari beliau terkait permasalahan yang sering terjadi di masa pandemi covid-19 ini dan bagaimana solusi-solusinya, permasalahan yang terjadi adalah sebelum virus corona ini masuk ke Indonsia toko ini sangat ramai dan setelah virus korona ini masuk ke Indonesia toko ini jadi tidak seramai biasanya, usaha mikro kecil menengah ini lebih cenderung melakukan penjualan langsung di tokonya  karena mereka kekurangan tenaga delivery dan COD, dan semenjak adanya larangan dari pemerintah untuk mengurangi aktivitas diluar rumah karena mencegah penularan covid-19, usaha ini jadi agak kesulitan mendapat pelanggan yang langsung membeli di tokonya.

Semenjak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) usaha mikro kecil menngah ini harus memperbanyak jasa delivery dan COD agar masyarakat masih dapat menikmati es SuKet dan Risoles dari usaha Es SuKet dan Papa Risol tersebut, mbak Tika Erma Rosita mengatakan "menurut saya kalau delivery atau COD itu tidak senikmat jika beli langsung di toko soalnya kan bias saja ketika di perjalanan itu esnya terombang ambing jadi waktu sampai di pemesannya itu udah agak berantakan dan es batunya juga kadang ada yang sudah mencair kalau perjalanannya lumayan jauh". Dari penjelasan di atas sudah bisa di pahami jika mbak Tika kurang suka jika melakukan penjualan secara delivery atau COD.

Dari hasil wawancara diatas, menurut saya lebih baik usaha mikro kecil menengah ini hanya mendeliverykan risolesnya saja jika konsumen yang memesan berada sekitar 11 km dari Ruko Villa Jasmine 3 blok A1-6 salam suko, karena jika es batu sudah mencair maka rasanya esnya juga akan beda dan membuat konsumen tidak begitu menikmati minuman tersebut. Maka jika ingin perekonomian Indonesia kembali stabil masyarakat Indonesia harus mematuhi himbauan-himbauan yang diberikan oleh pemerintah seperti protokol kesahatan 5M yaitu mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas, dan juga  vaksinasi, vaksinasi bertujuan untuk memberikan kekebalan spesifik terhadap suatu penyakit tertentu sehingga jika suatu saat kita terpapar oleh virus covid-19 atau penyakit lainnya  maka hanya akan mengalami gejala yang ringan, nah jika menerapkan kedua hal itu saja sulit maka harapan-harapan perekonomian Indonesia yang akan membaik hanya akan menjadi harapan dan angan-angan saja untuk masyarakat Indonesia bahkan sangat sulit untuk menjadi kenyataan. oleh karena itu, mari bersama sama kita menerapkan protokol kesehatan, dan mengikuti vaksinasi agar perekonomian Indonesia kembali pulih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun