Pasar Umum Negara, pasti yang terlintas dipikiran kompasianer adalah pasar umum milik negara. Â Sebenarnya pasar ini dinamakan Pasar Umum Negara karena pasar ini terletak di Kota Negara, Kabupaten Jembrana-Bali. Untuk itu saya ingin berbagi informasti tentang keunikan yang ada di Pasar Umum Negara.
[caption id="attachment_341755" align="aligncenter" width="315" caption="Pintu Masuk Pasar Umum Negara (dok.pribadi)"][/caption]
Pasar ini terletak di Jalan Ngurah Rai dan berlokasi sangat strategis karena berada di pusat Kota Negara, di depan Polres Negara, dan disamping Terminal Kota Negara. Awalnya pasar umum ini juga memiliki permasalahan umum yang sering ditemukan pada pasar tradisional lainnya seperti kondisi tanah becek disaat musim penghujan, stand usaha yang kurang tertata rapi, hingga tumpukan sampah yang mudah ditemukan di sudut-sudut pasar. Bahkan di tahun 2006, pasar umum Negara pernah terbakar sehingga pemerintah kabupaten melakukan pembenahan terhadap pasar ini dan kini pasar ini telah tertata rapi dengan sistem pembagian blok.
Apa membuat Pasar Umum Negara menjadi pasar tradisional yang spesial?
# One Stop Shopping
[caption id="attachment_341758" align="aligncenter" width="300" caption="Blok Penjual Ikan dan Daging yang Bersih dan Nyaman (dok.pribadi)"]
Istilah ini menurut saya tepat untuk mendeskripsikan pasar umum Negara. Bila paradigma pembaca memasih memandang pasar tradisional hanya menjual kebutuhan pokok rumah tangga atapun semata maka saya sarankan untuk berkunjung ke Pasar Umum Negara. Anda pecinta kuliner? berbagai jenis usaha makanan pun tersedia disini mulai dari nasi campur, sate, gulai, gado-gado, kue tradisional, hingga masakan khas Bali pun tersedia disini. Tidak hanya itu, bila kita menjelajah hingga ke bagian barat pasar ini maka akan dijumpai deretan stand usaha salon, alat rumah tangga, Â hingga toko emas. Semakin masuk ke dalam, pengunjung jarang heran bila banyak dijumpai pedagang bunga atau kembang berjajar rapi disisi pasar. Masyarakat Hindu di Bali membutuhkan berbagai bunga atau kembang seperti kembang kertas, gemitir, cempaka, kamboja, dan berbagai bunga lainnya untuk upacara agama yang dikenal dengan istilah banten. Di bagian depan pasar lebih dikhususkan untuk menjual perlengkapan sekolah, pakaian, bank, hingga toko yang menjual sarana upacara keagamaan. Di sisi timur, pembeli dapat menemukan pedagang hewan ternak mulai dari ayam, bebek, angsa, burung, maupun ikan hias. Ini yang membuat pasar ini menjadi berbeda karena umumnya hewan ternak hanya dapat dibeli di pasar hewan. Di tengah pasar fokus untuk kebutuhan pokok rumah tangga dan sandang. Sistem tawar-menawar masih dipegang erat antara pembeli dan penjual. Bisa dibayangkan bahwa meskipun bernuansa pasar tradisional, pasar umum Negara saya anggap memenuhi standar one stop shopping karena satu lokasi semua hal dapat terpenuhi.
[caption id="attachment_341750" align="alignright" width="150" caption="Penjual Buah saat Pasar Malam (dok.pribadi)"]
Tidak hanya itu, ada satu hal spesial lainnya yang mendukung Pasar Umum Negara menjadi pasar bernuansa one stop shopping. Jam operasional pasar ini secara efektif dibuka dari jam 4 pagi hingga jam 5 sore. Diatas jam operasional tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jembrana menerapkan sistem pasar malam atau bagi masyarakat Bali dikenal sebagai Pasar Senggol. Para pedagang dapat membuka lapak usahanya dengan memanfaatkan lahan terminal yang terletak disamping pasar utama. Ini yang menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara saat berkunjung ke Kota Negara karena para wisatawan ataupun masyarakat setempat dapat merasakan pasar senggol yang merakyat. Pembeli dapat merasakan kuliner, membeli pakaian, Compact Disc (CD) atau kaset musik, hingga kebutuhan rumah tangga lainnya. Jam operasional pasar senggol ini mulai dari jam 17.00 WITA hingga jam 02.00 WITA. Tidak mengherankan bila pasar ini memutar roda perekonomian selama hampir 24 jam non-stop.
# Kearifan Lokal Terjaga
Tidak semua pedagang di Pasar Umum Negara merupakan masyarakat asli di Kota Negara. Cukup banyak masyarakat pendatang dari luar Pulau Bali mencoba peruntungannya menjadi pedagang di pasar ini. Maka jangan kaget bila pedagang dari luar Pulau Bali justru fasih berbahasa Bali saat berinteraksi dengan pembeli. Saya pernah berbincang dengan salah satu pedagang,