Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) memicu terciptanya inovasi produk yang menawarkan berbagai keunggulan baik manfaat, nilai guna, hingga efisiensi. Payung, kacamata, hingga sepeda yang mampu dilipat menjadi cerminan bahwa daya kreativitas manusia mengalami peningkatan seiring waktu. Tidak menutup kemungkinan bahwa dikemudian hari muncul pengembangan helm konvensional menjadi helm lipat yang praktis dan tetap aman untuk digunakan.
Disisi lain, maraknya kasus pencurian helm di tempat umum serta masih adanya masyarakat yang senggan memakai helm menjadi sebuah keprihatinan tersendiri. Hal ini yang mendasari tim Universitas Brawijaya yang beranggotakan Tasyah Istitika Utari (FISIP), Fariz Hazmilzam H.B Hasbi (FISIP), Indra Mahardika (FISIP), dan Dwi Aminah (FK) untuk menciptakan Helipat Apatis, sebuah brand helm lipat yang aman dan praktis. Inovasi ini terbukti mampu mendapat pendanaan Dirjen Dikti 2012 dalam Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC).
Helipat Apatis masih mempertahankan tempurung utama yang melindungi otak sehingga dalam proses pelipatan hanya memanfaatkan bagian sisi tempurung helm rotasi putaran ke dalam. Saat ini pengembangan Helm lipat ini telah diciptakan dalam stereotype stereofoam untuk memudahkan dalam penciptaan helm lipat sebenarnya. Meskipun berbentuk lipatan, unsur kekuatan material, keselamatan, hingga pemenuhan Standar Nasional Indonesia (SNI) tetap dipertimbangan dalam pengembangan helm ini. Harapannya Helipat Apatis mampu menjadi helm masa depan serta inspiratif dalam pengembangan produk lipat dikemudian hari.
(IM/2012)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H