Istilah seleksi alam mungkin sudah sering kita dengar karena banyak diperbincangkan. Ini karena seleksi alam berkaitan dengan bentuk bahkan jenis makhluk hidup yang bertahan dan ditemukan sekarang. Salah satu teori yang paling populer berkaitan dengan seleksi alam adalah teori Charles Darwin.
Secara singkat, seleksi alam adalah proses ketika makhluk hidup yang memiliki karakteristik tertentu dapat beradaptasi dan bereproduksi lebih mudah dibandingkan organisme lainnya. Banyak faktor dan kejadian yang terjadi di alam yang memaksa makhluk hidup untuk beradaptasi agar tetap mampu bertahan. Organisme yang tidak mampu bertahan dalam seleksi alam akan mengalami penurunan populasi dan akhirnya punah. Selain mengakibatkan kepunahan, secara teori proses terjadinya seleksi alam juga bisa menyebabkan munculnya berbagai spesies makhluk hidup baru.
Peristiwa seleksi alam pada ngengat Biston betularia mengakibatkan jumlah spesies dalam populasi berubah. Sebelum revolusi industri ngengat Biston betularia putih jumlahnya lebih banyak dari ngengat Biston betularia hitam. Namun, setelah revolusi industri jumlah ngengat Biston betularia putih menurun.
Hal ini disebabkan karena revolusi industri mempengaruhi kondisi udara. Sebelum revolusi industri, kondisi udara masih bebas dari asap pabrik, sehingga ngengat Biston betularia hitam lebih mudah dikenali pemangsa dan membuat popolasinya berkurang. Setelah revolusi industri kondisi udara menjadi gelap karena asap dan debu dari pabrik. Ngengat Biston betularia putih lebih mudah dikenali pemangsa dengan kondisi udara yang gelap, sehingga populasinya menurun.
Aktivitas manusia sering kali menjadi faktor penyebab peristiwa seleksi alam. Contohnya pada ngengat Biston betularia tersebut. Asap pabrik yang dibuang ke lingkungan dapat menyebabkan kondisi udara tercemar dan gelap. Sehingga mempengaruhi jumlah populasi ngengat.
Kebutuhan manusia untuk memiliki tempat tinggal dan lahan pertanian memungkinkan terjadinya pembukaan lahan dan hutan. Akibatnya makhluk hidup lain kehilangan habitat mereka. Contohnya pada harimau jawa yang punah akibat kehilangan habitat.
Habitat bukan hanya sebagai tempat tinggal. Dalam habitat ini tersedia sumber-sumber pendukung kehidupan, seperti air, makanan, tempat berlindung dan lain sebagainya. Ketika kerusakan lingkungan akibat penebangan secara liar semakin banyak terjadi akan merusak habitat dari berbagai macam makhluk hidup.
Harimau jawa tidak hanya kehilangan tempat tinggal, tetapi juga kehilangan sumber makanan dan tempat berlindung. Belum lagi harimau sering diburu karena dianggap berbahaya atau untuk diambil kulitnya. Harimau jawa dinyatakan punah pada tahun 1980, namun hingga tahun 1990an masih banyak laporan mengenai keberadaan harimau jawa ini, akan tetapi belum ditemukan bukti yang kuat.
Selain faktor alami seperti perubahan suhu, berkurangnya ketersediaan makanan, cahaya matahari, dan bencana alam. Manusia juga dapat menjadi faktor terjadinya seleksi alam. Karena aktivitas manusia sering kali menimbulkan dampak yang tidak baik pada lingkungannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H