Setelah menyelesaikan studi Magister di Yogyakarta pada akhir tahu 2018 silam, saya memilih untuk untuk menjadi pengajar. Pilihan ini sebenarnya sudah menjadi orientasi yang telah saya bentuk sejak lama, bahkan menjadi satu-satunya pilihan diantara banyak pilihan yang ditawarkan kepada saya. Pilihan ini semakin menguat ketika saya diterima di almamater STPM Santa Ursula pada tanggal 1 April 2019.
Kembali mengabdi di almamater memang menjadi sebuah kebanggaan. Awal datang melamar ke STPM Sanur mengingatkan saya momen 12 tahun yang silam. Kira-kira bulan September tahun 2008, sebagai seorang pelajar yang baru lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) memutuskan untuk melanjutkan pendidikan tinggi di STPM Santa Ursula. Brankas memori ingatan saya terbuka untuk mengenang kembali momen-momen masa silam yang tak akan pernah terulang kembali itu.
Menjadi pengajar memang merupakan hal yang baru buat saya. Tapi saya beruntung bertemu dengan rekan-rekan pengajar yang baik untuk membagikan pengelaman mereka kepada saya, apa lagi mantan dosen-dosen saya yang sangat kooperatif. Pasalnya, ketika awal bekerja di STPM saya tidak langsung diberi tugas mengajar, karena saat itu tahun pelajaran akademik sudah berjalan beberapa bulan. Â Saya dipercayakan untuk membatu di unit P3M. Di saat itu, unit P3M sedang merencanakan kegiatan Abdimas dan KKN dan saya dipercayakan untuk membantu menyukseskan dua agenda tersebut, misalnya mengerjakan surat menyurat, melakukan survei lokasi, pembekalan bagi mahasiswa dan lainnya. Saya sangat bersemangat dan banyak hal-hal baru yang saya dapatkan. Selain itu juga, selama mengemban tugas sebagai pengajar di STPM saya juga telah menghasilkan beberapa karya tulis yang sudah saya publikasikan di berbagai media massa, baik media cetak maupun media online.
Ketika mengawali aktivitas sebagai pengajar pada awal bulan oktober 2019, saya sangat bersemangat dan bersukacita. Saya menyadari bahwa, peran sebagai pengajar memikul tanggung jawab yang besar, yaitu membimbing anak didik (mahasiswa) ke jalan yang benar. Dalam menjalankan tanggungjawab itu, saya selalu mengingat moto hidup saya bahwa "kerja jauh dari usai dan pengharapan harus lebih panjang dari nafas".
Sebagai pengajar pemula, saya langsung dipercayakan oleh Kaprodi Ilmu Pemerintahan untuk mengasuh empat matakuliah di semester yang berbeda. Ini menjadi tantangan pertama bagi saya ketika meniti karier sebagai pengajar. Selain bersemangat dan bersukacita, saya juga sempat mengalami kewalahan dalam menyiapkan dan mengumpulkan materi. Namun saya berusaha untuk menyiapkan kuliah dengan baik. Saya berusaha mengajar mahasiswa dengan semampu saya. Saya juga berusaha menjalin relasi dengan mahasiswa  dan rekan kerja melalui diskusi-diskusi. Dengan relasi dan hubungan yang baik maka semua tujuan akan tercapai.
Setahun lebih saya ada di STPM meniti karier sebagai pengajar. Kehadiran saya di lembaga pendidikan ini juga menjadi anugerah terindah dalam hidup saya. Banyak kebaikan dan berkat yang saya peroleh di lembaga ini. Oleh karena itu saya mengucapkan terimakasih kepada Ketua Yayasan Nusa Taruni Bhakti dan Ketua STPM karena telah memberikan kepercayaan kepada saya untuk menjadi staf pengajar di STPM sekaligus memanfaatkan kesalahan-kesalahan saya. Selain itu saya juga mengucapkan terima kasi kepada bapa/ibu dosen dan para pegawai yang telah begitu kooperatif menjadi rekan kerja saya sekaligus membimbing saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H