Mohon tunggu...
Penikmat Senja
Penikmat Senja Mohon Tunggu... Jurnalis - Staf Redaksi

Kata dan Pena

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Monolog: Sembilu Demokrasi

9 Februari 2024   05:21 Diperbarui: 9 Februari 2024   05:27 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: mediaindonesia.com

Di tengah-tengah hiruk-pikuk tahun politik, kita sering kali terperangkap dalam belitan Demokrasi Sembilu. Demokrasi, sebuah konsep yang seharusnya menggambarkan kebebasan, partisipasi, dan keadilan, kadang-kadang berubah menjadi alat untuk memecah belah, menghasut, dan menciptakan ketegangan di masyarakat.

Tahun politik seperti ini menjadi panggung bagi pertarungan antara kekuatan politik, di mana prinsip-prinsip dan nilai-nilai sering kali ditinggalkan demi kepentingan pribadi dan kelompok. Kampanye politik menjadi ajang untuk menjatuhkan lawan, bukan untuk menyampaikan visi dan rencana konkret untuk memajukan negara.

Demokrasi yang seharusnya menjadi tonggak kemajuan, malah terkadang menjadi medan pertarungan yang penuh intrik dan kecurangan. Penggunaan uang, kebohongan publik, dan manipulasi opini menjadi alat-alat yang digunakan untuk mencapai tujuan politik.

Namun, di balik semua kekacauan tersebut, kita juga melihat cahaya kecil harapan. Ada individu dan kelompok yang tetap setia pada nilai-nilai demokrasi yang sejati. Mereka berjuang untuk membangun masyarakat yang inklusif, beradab, dan berkeadilan. Mereka meneguhkan bahwa demokrasi bukanlah sembilu yang mengoyak-oyak, tetapi landasan yang kokoh untuk membangun negara yang lebih baik.

Tahun politik mungkin penuh gejolak dan perdebatan, tetapi kita tidak boleh kehilangan harapan. Kita perlu terus mengingat bahwa kekuatan sejati demokrasi terletak pada kemampuan kita untuk berpartisipasi secara aktif, kritis, dan bertanggung jawab dalam proses politik. Hanya dengan demikian, kita dapat melawan Demokrasi dan membangun masyarakat yang sesuai dengan cita-cita demokrasi sejati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun