Filsafat memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan. Melalui filsafat, manusia dapat memuaskan rasa ingin tahun mereka, mendorong manusia untuk berpikir tentang apa yang ingin diketahuinya. Dengan filsafat, manusia akan menjadi pandai dan dengan kepandaian yang dimiliki manusia pun harus menjadi pribadi yang bijaksana. Untuk menjadikan manusia seorang pandai yang bijaksana, maka elemen-elemen pendidikan perlu untuk menjadikan filsafat sebagai dasar dalam menyelenggarakan pendidikan. Menurut Arbi Z. (1998) tujuan filsafat pendidikan yaitu untuk menginspirasi para pendidik untuk melaksanakan ide tertentu dalam pendidikan, menganalisis, mengpreskripsikan, dan menginvestigasi. Dalam tulisan ini kita akan melihat sebuah pandangan terhadap pendidikan dari salah satu Filsuf, yaitu John Locke yang dikenal sebagai juru bicara Liberalisme. Selain memiliki pengaruh yang besar di dunia politik, pandangan John Locke juga memiliki pengaruh dalam perjalanan dunia pendidikan.
Pemikiran dan Teori John Locke secara umum
1. Tabula Rasa
Let us then suppose the mind to be, as we say, white paper, void of all characters, without any ideas: How comes it to be furnished? Whence comes it by that vast store which the busy and boundless fancy of man has painted on it with an almost endless variety? Whence has it all the materials of reason and knowledge? To this I answer, in one word, from experience.
Kutipan diatas merupakan kutipan perumpamaan tentang apa itu tabula rasa yang dikemukakan oleh John Locke dalam An Essay Concerning Human Understanding. Walaupun John Locke mengagumi karya dari Descartes, tetapi ia menolak segala prinsip, sistematis, dan moral yang bersifat a priori. Menurut John Locke, pada mulanya manusia terlahir bagai kertas putih, kosong dan tidak ada ide, kecenderungan, bahkan kebiasaan bawaan. Setelah menjalani proses mengenali dunia dan lingkungan sekitarnya, manusia mendapatkan pengalaman yang memberikan kesan pada dirinya, dimana pengalaman tersebut bisa didapatkan manusia secara lahiriah dan secara batiniah.
Salah satu karya John Locke tentang pendidikan adalah sebuah buku yang berjudul Some Thoughts Concerning Education yang merupakan kumpulan renungan dengan topik pendidikan. Berikut ini merupakan beberapa kutipan dalam buku tersebut:
I think I may say that of all the men we meet with, nine parts of ten are what they are, good or evil, useful or not, by their education.
Virtue is that a man i sable to deny himself his own desires, cross his own inclinations, and purely follow what reason directs as best, though the appetite lean the other way.
Berdasarkan dua kutipan tersebut, dapat dilihat Locke memiliki keyakinan bahwa pendidikan moral memiliki peran penting dalam perkembangan manusia, dan tujuan pendidikan bukanlah untuk menciptakan manusia yang cerdas melainkan untuk menciptakan manusia yang berbudi luhur, serta memungkinkan ia memiliki kendali rasional atas hidupnya. Menurutnya, baik atau jahat manusia bergantung pada bagaimana didikan yang mereka dapatkan. Peran orangtua terhadap kehidupan anak-anak sangatlah penting, karena anak-anak sudah bisa berpikir nalar sejak dini sehingga butuh peranan orang tua untuk menanamkan kebiasan berpikir rasional. selain itu, orang tua juga harus menghabiskan banyak waktu dengan anak-anaknya dan menyesuaikan pendidikan dengan karakter dan keistimewaan yang ada dalam diri mereka.
Refleksi Terhadap Teori dan Pemikiran John Locke dalam Pendidikan
1. Antropologi
Secara antropologi, John Locke berpandangan bahwa manusia adalah makhluk yang mengenal dunia lewat persepsi indriawi yang disebut sebagai pengalaman. Itulah alasan mengapa Locke menolak segala hal yang bersifat a priori. Walaupun John Locke meyakini bahwa manusia adalah makhluk individual, namun perkembangan manusia bukan hanya berdasarkan apa yang dilihat dan dirasakan tetapi juga dari bagaimana mereka mendapatkan didikan dari orang lain atau lingkungan sekitar.Â
Pengalaman yang manusia dapatkan dari hasil berinteraksi dengan dunia adalah pengetahuan yang kemudian membantu manusia memiliki ide-ide. Ide-ide tersebut muncul dari hasil penggabungan idea-idea simpleks yang terpisah-pisah menjadi idea kompleks. Ada satu keresahan dari John Locke yang berhubungan dengan pikira anak-anak. John Locke mengatakan bahwa anak-anak yang lahir dengan pikiran netral dan kosong berpotensi menjadi orang yang bebas dan rasional. Menurut Locke itu adalah hal yang wajar; sayangnya kesadaran akan kebebasan dan rasionalis ini sering dijatuhkan atau dihilangkan dengan atau melalui prasangka atau pemahaman yang dapat meninggikan penindasan dan kesesatan.