Mohon tunggu...
Helena J Kristina
Helena J Kristina Mohon Tunggu... Dosen - Humor Wayang Peduli Sampah Cintai Bumi, Guyon Wayang Peduli Sampah Cintai Bumi, Komedi Wayang Peduli Sampah Cintai Bumi, Banyolan Wayang Peduli Sampah Cintai Bumi, Humor Bocah-Bocah Wayang Peduli Sampah Cintai Bumi

Hobi: menulis opini melalui cerita yang berlatar belakang kejadian nyata maupun fiktif untuk hiburan diri sendiri. Kepribadian: hampir mendekati INFJ (Introversion, Intuition, Feeling, Judging). Topik konten favorit: Humor, Filsafat, Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ringkasan Buku Digital Semangat Guyub Komunitas Maggot BSF

19 April 2024   14:18 Diperbarui: 19 April 2024   16:55 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar cover buku (dokpri)

Buku digital PKM (Pengabdian Kepada Masyarakat) yang berjudul “Semangat Guyub Komunitas Maggot BSF”, berisi 29 naskah. Partisipan penulis dari Asosiasi BSF Indonesia, Praktisi budidaya maggot BSF, Pengajar, Pemerhati, Pebisnis dan Pemerintah.

Dari Partisipan Asosiasi menginformasikan beberapa poin penting seperti perlunya sistem pengelolaan sampah di Indonesia untuk segera berubah. Perubahan iklim global berkaitan dengan perilaku manusia terhadap lingkungannya, termasuk di dalamnya adalah perilaku membuang sampah.  Sisa-sisa makanan yang membusuk di TPA menghasilkan methane yang memiliki daya merusak paling tidak 28 kali lebih besar daripada daya merusak karbon dioksida. Selain kerugian lingkungan hidup, pembusukan bahan-bahan organik yang tidak terkelola dapat menyebabkan kerugian sosial-ekonomi, dan bahkan lebih jauh lagi dapat menyebabkan terjadinya deteriorasi budaya di Indonesia. Partisipan Asosiasi juga menekankan perlunya Pemerintah untuk segera menerapkan sistem pengelolaan sampah organik seperti Model Integrasi Ekonomi-Lingkungan, melalui kehadiran Closed-Loop Organic Waste + BSF yang terbukti mampu menghasilkan proses penciptaan ulang sumberdaya baru, hingga pengembangan Green Economy melalui pengembangan ekonomi sirkular.  Juga disadari bahwa penerapan teknologi biokonversi sampah organik oleh BSF di Indonesia hanya akan berhasil apabila terjadi suasana sinergis antara seluruh institusi terkait, termasuk di dalamnya adalah kementrian sektoral.

Para Partisipan Praktisi menginformasikan tentang bagaimana mengolah sampah organik dengan maggot telah membantu masyarakat yang terkena PHK karena pandemi. Maggot tidak hanya berguna untuk menyelesaikan masalah sampah organik, tapi maggot bisa untuk pakan ikan, ayam, puyuh, bebek. Masyarakat sudah merasakan dampak peningkatan ekonomi, peningkatan gizi keluarganya dan peningkatan kesejahteraan keluarganya dari keberadaan budidaya maggot. Maggot mempunyai kemampuan mengelola limbah-limbah organik yang didapat dari berbagai tempat, seperti pasar tradisional, restoran, rumah sakit, perusahaan FMCG. Secara keseluruhan, praktisi mengatakan, mereka mendapatkan keuntungan ekonomi dari siklus pengolahan sampah organik dengan budidaya maggot BSF, beternak dan bertani. Mereka juga cukup mampu memberdayakan kearifan lokal, dengan cara memberdayakan masyarakat yang lemah dan tersingkir seperti tunawicara yang bekerja di salah satu tempat budidaya maggot, orang yang putus sekolah, dan pengangguran, supaya mereka dapat memperoleh kesempatan untuk maju dan berkarya melalui program bank maggot.

Untuk Partisipan Pengajar, Pemerhati, Pebisnis dan Pemerintah terkait, menulis naskahnya sesuai bidang kepakarannya/pengetahuannya masing-masing. Dari Partisipan industri ada pendapat yang mengatakan bahwa dari pihak industri akan menjadi serba salah, karena jika masalah food waste (produk makanan minuman yang kadaluarsa) diberlakukan seperti pada sampah kemasan, maka peraturan akan langsung muncul untuk tanggung jawab industri. Dalam supply chain di industrinya, barang itu milik siapa? Bisa milik brand owner (FMCG), bisa distributornya, bisa pihak ketiganya. Seperti untuk masalah sampah kemasan, tanggung jawab industri diatur di PERMEN KLHK NO 75 Tahun 2019, jika mau ke food waste juga tentunya akan memberatkan pihak industri. 

Ada harapan dari para partisipan agar Pemerintah mengatur waste management untuk sampah organik, yang mana hal itu menjadi ranah PEMDA/PEMKOT untuk berbicara masalah “tanggung jawab” mereka. Partisipan lain menulis transformasi kesadaran karena keberadaan maggot. Informasi bahwa sektor pertanian dapat memberikan limbah organik yang sangat memadai untuk menjadikan petani di Indonesia secara mandiri dapat menyediakan pupuk organik (Kasgot) dan maggot untuk kebutuhan budidaya. Harapan agar pelaku usaha makanan minuman dapat memikirkan kemungkinan untuk membuat jejaring reverse logistic untuk mendukung daur ulang sisa makanan minuman (produk reject/kadaluarsa) yang mendukung biokonversi maggot. Hingga meyakini bahwa Insect to protein & Fertilizer di Indonesia adalah sebuah keniscayaan, agar Indonesia menjadi negara yang kuat dan mandiri protein, mandiri pupuk dan memiliki ketahanan pangan yang jauh melebihi bangsa-bangsa lain didunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun