Saat saya memperpanjang SIM A di mobil Samsat Keliling, di ITC Serpong Tangerang, saya mendapatkan pengalaman unik.
Saat itu saya mengantri untuk ikut psikotes. Saat giliran saya dipanggil, saya mendengar laki-laki yang disebelah saya ditegur petugas yang memeriksa hasil psikotes, “Ini sih salah semua jawabannya Pak”! Laki-laki itu hanya menjawab, ….”Saya kan hanya tahunya nyetir motor, tidak pernah belajar psikologi!”
Saya mendapatkan buku psikotes dan lembar jawaban untuk saya isi. Saya melihat beberapa orang yang ikut tes sudah mulai bertanya-tanya…..”Ini jawabannya apa ya?” ……“Yang Ini bagaimana menjawabnya ya”? ..."Kok gelap banget di sini ya, ayo kita cari tempat yang lebih terang...". Saya sebagai dosen sebenarnya ingin berteriak seperti ini kepada pak Polisi yang jaga, mengingat nature saya adalah pengajar …..”Pak POLISI di sini ada warga bapak yang nyontek nih!” Tapi saya tidak berperilaku se-ekstrim itu, karena saya memahami bahwa tidak semua orang pernah ikut psikotes terutama yang SIM nya nembak.
Lalu saya buka buku psikotes saya, dan Astaga!!! Dalam buku psikotes saya ternyata semua pertanyaan sudah ada jawabannya!!! Lalu saya baca pelan-pelan dan ternyata jawaban dalam buku itu benar semua.
“Puji Tuhan….Saya dapat buku yang sudah ada jawabannya, teriak saya dalam hati”!
Tetapi karena saya sedang belajar filsafat, saya agak khawatir juga apakah hal ini benar atau salah. Lalu saya menyakinkan diri….itu adalah filsafat kawan! Filsafat mengatakan bahwa jika kamu mengingkari keberadaan sesuatu, maka hal itu tidak ada.
Dan saya mengatakan pada diri saya sendiri….”Maaf Helena, Jawaban di buku psikotes mu tidak ada! Jadi coba kerjakanlah sendiri sesuai yang Kamu tahu agar Kamu tidak mendapatkan SIM abal-abal dan membahayakan orang lain saat Kamu menyetir”. Akhirnya saya selesai dengan selamat melalui semua proses untuk memperpanjang SIM A.
Sesungguhnya sikap jujur dapat kita praktikan dalam ruang publik dan dalam ruang pribadi. Contoh kejujuran yang dilakukan di ruang publik adalah tidak korupsi, tidak menyebarkan berita bohong, tidak membuat laporan palsu, tidak merusak fasilitas publik dll.
Kalau untuk ruang pribadi, contoh kejujuran bisa diwujudkan dalam tindakan tidak menyontek, tidak melakukan perselingkuhan, memberi perhatian kepada keluarga dan menjaga keharmonisan kehidupan rumah tangga dll.
Ayo, kita coba hidup dengan jujur. Sikap jujur sangat penting untuk kelangsungan Bangsa Indonesia yang pada Tahun 2022 termasuk kategori negara rangking 5 paling korup se-Asia Tenggara.
Selamat memperingati Hari Bhayangkara ke-77, 1 Juli 2023 untuk Keluarga Besar POLISI Indonesia.