Lama dan Waktu BerolahragaÂ
Dikutip dari doktersehat, secara umum, orang dewasa disarankan berolahraga sekitar 150 menit per minggu atau 30 menit per hari. Â Namun perlu diingat, jangan melakukan olahraga secara berlebihan atau ekstrem karena justru berdampak buruk bagi tubuh. Salah satunya adalah dapat mengakibatkan serangan jantung mendadak. Kalau merasa pusing, gangguan penglihatan, atau keringat dingin, sebaiknya olahraga dihentikan dulu.
Olahraga dapat dilakukan pada pagi hari ataupun sore hari. Namun disarankan jangan berolahraga terlalu malam karena dapat menggangu jam tidur dan mempengaruhi kualitas tidur. Selang waktu antara selesai berolahraga dan waktu tidur minimal 1,5 jam.
Sulitnya Disiplin Berolahraga
Banyak orang sebenarnya tahu manfaat olahraga, namun enggan melakukannya. Bagi saya pribadi, kesadaran pentingnya berolahraga muncul saat saya merasa saya gampang sekali flu sekitar tiga empat tahun yang lalu. Padahal sebelumnya saya termasuk orang yang jarang sekali sakit. Saya juga selalu menjaga keseimbangan nutrisi yang diasup. Saat itu dokter menyarankan agar saya berolahraga secara teratur.
Selain itu, ada beberapa orang teman kuliah dan kolega di kantor yang usianya kurang dari 30 tahun meninggal dunia karena stroke dan penyakit jantung. Ditambah lagi dari garis keturunan ibu saya yang memiliki riwayat diabetes.
Perjalanan berolahraga saya pun dimulai. Oleh karena saya harus berangkat ke kantor pagi-pagi, maka olahraga saya lakukan setelah pulang kantor. Saya memilih berolahraga di salah satu fitness center yang berada di sebuah mall dekat dengan gedung kantor. Hanya butuh berjalan kaki selama 15 menit. Jika saya harus lembur pada saat jadwal olahraga ditentukan, saya berusaha menggantinya dengan hari lain. Saya berolahraga sebanyak 3 kali seminggu.
Pada akhir pekan, saya jogging di taman margasatwa Ragunan bersama teman-teman. Ternyata banyak juga orang yang berolahraga di sana. Kegiatan olahraga memang menjadi asyik kalau dilakukan ramai-ramai. Capeknya tidak terasa. Ditambah di sana banyak pepohonan, udara terasa lebih segar.
Yang saya rasakan setelah berolahraga teratur: badan terasa lebih ringan, tidak gampang flu, energi penuh, tidur lebih berkualitas dan nyenyak. Walaupun aktivitas sehari-hari sama saja saat sebelum mulai rajin berolahraga, tapi badan rasanya tidak gampang capek. Satu hal lagi, saat saya olahraga Thai boxing, kekesalan hari itu juga dapat dilampiaskan ke sak tinju. Jadinya saat pulang, emosi sudah reda dan tidur jadi pulas. He he he.
Setelah miss corona datang, kegiatan olahraga pun terhenti. Nah, disinilah baru terasa susahnya menjaga disiplin berolahraga. Kalau dulu sebelumnya, walaupun olahraga memang capek, tapi karena ada teman-teman, rasanya menjadi ringan. Kalau merasa mau menyerah angkat bendera putih, melihat teman sebelah yang juga sama-sama berjuang masih semangat, saya pun kembali bersemangat.
Untuk menyemangati diri, saya pun membeli beberapa peralatan olahraga ringan seperti dumble dan flexible stretch, dengan harapan saya dapat berolahraga di rumah. Ternyata alat olahraga hanya teronggok di pojok ruangan. Mengumpulkan niat seperti saat pertama kali memulai olahraga beberapa tahun lalu pun ternya sulit dilakukan. Selama pandemi, saya hanya beberapa kali olahraga. Padahal selama pandemik, justru dianjurkan berolahraga untuk meningkatkan imunitas tubuh.