Pagi itu cakrawala menelisik bentalanya dengan sungguh terang. Pagi itu juga mereka sudah bersiap untuk memulai harinya. Mereka adalah Rafilla, Aldina, Danilo, Valencia, dan Cherill. Waktu sudah menunjukkan pukul 06.55, sudah saatnya untuk memulai pelajaran. Mereka berlima sudah masuk ke dalam kelas dan sudah duduk di bangkunya masing-masing. Ternyata hari itu adalah waktunya mereka untuk mengerjakan proyek p5 bersama teman sekelas dan didampingi pak Sena. Bel pun berbunyi yang menandakan bahwa dimulainya pembelajaran hari itu. Dari kejauhan terdengar suara sepatu fantofel yang menginjak lantai koridor mendekati kelas milik Rafilla, Aldina, Danilo, Valencia dan Cherill. Ternyata suara sepatu itu menuju ke kelas mereka, tak lama kemudian dari ambang pintu kelas terlihat sesosok lelaki dengan perawakan tinggi dan mengenakan kemeja serta celana panjang hitam masuk ke dalam kelas mereka. Ternyata lelaki itu adalah pak Sena yang pagi itu bertugas untuk menemani mereka untuk mengerjakan proyek p5 hari itu.
        "Selama pagi," sapa pak Sena
        "Pagi juga pak Sena." balas seluruh isi kelas
        Mendengar itu pak Sena merasa senang sebab anak didiknya begitu semangat pagi itu. Sembari tersenyum pak Sena pun berkata
        "Oke anak-anak hari ini kita akan melanjutkan projek P5 kita, nah agenda hari ini adalah berlatih drama kalian di pendopo dan meneruskan membuat perlengkapan drama." ujar pak Sena
        "Oke pak Sena." balas seluruh murid
        Lantas pak Sena mengajak seluruh anak kelas untuk bergegas ke pendopo. Setelah sampai di pendopo mereka langsung memulai latihan drama musikal mereka. Awalnya latihan itu berjalan lancar namun, ketika latihan drama musikal hampir selesai, tepat saat mereka menarikan tarian terakhir, tiba-tiba terlihat tiga orang kakak kelas yang datang menghampiri mereka dan berdiri agak jauh didepan Aldina. Awalnya Aldina pikir kakak kelas itu hanya sekedar melihat latihan mereka karena penasaran. Namun, ternyata mereka datang untuk mengatakan sesuatu kepada Aldina.
        "Aldina jelek Aldina jelek," ujar salah satu kakak kelas itu
        Mendengar itu Aldina merasa sedih dan tanpa disadari air mata mulai menetes di pipinya. Ketika mereka semua selesai menarikan tarian terakhir, Cherill yang merupakan sahabat Aldina mengampirinya. Cherill terkejut dan bertanya-tanya mengapa sang sahabat tiba-tiba menangis.Â
        "Hei Aldina, kau kenapa?" tanya Cherill sambil menenangkan Aldina yang menangis tersedu-sedu.
         "Itu tadi ada kakel yang ngejek aku katanya aku jelek." jawab Aldina sambil mengusap air matanya.