Mohon tunggu...
Heldy Leander
Heldy Leander Mohon Tunggu... -

Ambisius

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berkorban Tanpa Batas

21 Maret 2014   00:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:41 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13953116961595473110

Satu diantara sekian banyak orang-orang yang menyayangiku adalah ibu. Kasih sayang ibu dan mereka sangat berarti dan tak terlupakan. Ibuku, seorang wanita sederhana, selalu menemani saat kulelah, mengajarkan bagaimana caranya mengasihi sesama dan berjuang melewati masa-masa sulit dalam kehidupan.

Menyayangi tanpa memanjakan, merupakan hal utama yang dapat kupahami dari ibu. Hidup haruslah sederhana, dan tidak bergantung pada orang lain. Meskipun ibu sangat menyayangiku, sebagai anak laki-laki aku tidak boleh cengeng atau bermanja-manja. Terlalu banyak pengorbanan yang ibu berikan kepadaku, dan pengorbanan beliau tidak bisa tergantikan.

Sejak muda, ketika masih SMA, ibu sudah memiliki penyakit jantung. Setiap bulan, rutin ke rumah sakit untuk memeriksakan kesehatannya. Tak hanya itu, ibu juga harus rutin minum obat yang diberikan dokter untuk meringankan penyakitnya. Menurut cerita nenek, ada suatu pengorbanan luar biasa yang ibu lakukan ketika sedang mengandungku. Selama sembilan bulan, ibu tidak minum obat jantung, sebab dikhawatirkan ada pengaruh obat terhadap keselamatan janin yang dikandungnya. Dapat kubayangkan, betapa menderitanya ibu menahan sakit karena tidak minum obat yang seharusnya dilakukan.

Tidak ada kata yang bisa diucapkan untuk pengorbanan seorang ibu selain ungkapan rasa syukur dan sebuah pengabdian untuknya. Terima kasih ibu, maafkan selama ini anakmu hanya menambah beban pikiranmu, dan tidak selalu mengikuti apa yang engkau perintahkan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun