Mohon tunggu...
Heldi Prasetya
Heldi Prasetya Mohon Tunggu... Guru - Graphic Designer

Graduate of social studies education study program, UNNES

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perlukah Budaya Tiger Parenting Negara China Untuk Generasi Alpha Indonesia

1 Januari 2025   15:55 Diperbarui: 1 Januari 2025   15:55 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : AI Copilot

Budaya dalam mendidik seorang anak bagi setiap orang tua pasti berbeda-beda sesuai dengan bagaimana bentuk sosial lingkungan disekitarnya. Banyak sekali cara dan upaya dalam ilmu parenting di dunia ini. Seperti halnya di Negara China terkenal dengan cara mendidik yang keras. Budaya mendidik dengan keras di Negara China ini terkenal dengan sebutan "Tiger Parenting" gaya mendidik ini pertama kali muncul dalam buku "Battle Hymn of the Tiger Mother" karya Amy Chua.

Pengertian dari Tiger Parenting adalah gaya mendidik anak yang sangat disiplin dan sering menuntut prestasi tinggi dari anak-anak, terkadang juga dilakukan dengan keras kepada seorang anak demi kebaikan anak tersebut. Kita ketahui bahwa di Indonesia sendiri pada era 70 sampai 90-an gaya mendidik anak menggunakan tiger parenting ini sudah hal umum diterapkan oleh orang tua kepada anak-anak pada era tersebut, bahkan dalam dunia pendidikan tiger parenting ini juga kerap digunakan oleh guru untuk mendidik murid-muridnya agar disiplin dan mematuhi peraturan-peraturan sekolah. Salah satu contoh tiger parenting yang dilakukan guru pada era 70 sampai 90-an yaitu tak jarang guru memberikan hukuman yang keras apabila mengetahui muridnya berbuat salah seperti memukul dengan penggaris kayu, melempar penghapus, memberikan hukuman berjemur dilapangan atau lari memutari lapangan. Hal tersebut merupakan salah satu contoh bagaimana tiger parenting dilakukan agar murid-murid yang berbuat salah tersebut tidak melakukannya lagi dan membuat efek jera.

Dari satu contoh tersebut masih ada beberapa ciri khas dari gaya mendidik seorang anak menggunakan Tiger Parenting, antara lain sebagai berikut:

  • Orang Tua Berekspektasi Akademis Yang Tinggi, artinya orang tua menuntut anak-anak mereka untuk mencapai prestasi akademik yang baik dan tinggi atau mendapatkan nilai tinggi dan rangking kelas yang bagus, dengan bekerja keras untuk mencapainya.
  • Menerapkan Sikap Disiplin Yang Ketat Kepada Anak, artinya orang tua memberlakukan peraturan yang ketat kepada anaknya seperti jadwal belajar yang insentif dan semua kegiatan yang menunjang anak tersebut mendapatkan prestasi akademik di sekolah.
  • Peran Pengawasan Orang Tua Yang Ketat, artinya segala aktivitas anak dipantau secara ketat agar anak mereka tidak terjerumus kejalan yang salah, adapun pengawasan ini dilakukan untuk mengarahkan aktivitas anak dalam hal sosial mereka seperti memilih teman, beraktivitas di lingkungan, waktu bermain, dan tingkah laku yang dilakukan anak.
  • Pemberian Reward dan Sanksi Hukuman, artinya orang tua akan memberikan suatu hadiah atau penghargaan kepada anaknya apabila anak tersebut mendapatkan prestasi yang signifikan dan membaggakan kedua orang tuanya, namun apabila seorang anak gagal dalam mencapai sesuatu atau bahkan melanggar peraturah dan tidak patuh kepada orang tua maka anak tersebut akan mendapatkan hukuman baik secara fisik ataupun emosional.
  • Fokus Pada Prestasi dan Kesuksesan, artinya orang tua yang menggunakan Tiger Parenting ini memiliki fokus dan tujuan utama agar anak-anak mereka berprestasi dan mencapai kesuksesan secara maksimal baik dalam bidang akademik maupun non-akademik

Beberapa ciri khas gaya mendidik Tiger Parenting tersebut bukan hal baru lagi di Indonesia karena orang-orang kelahiran 70 sampai 90 pasti mengalami hal-hal tersebut. Beberapa hal dalam Tiger Parenting ini mungkin terlihat kejam bagi anak yang masih dini. Pada era sekarang ini sebagian besar orang tua melihat bahwa gaya parenting ini sudah tidak bisa diterapkan lagi di era generasi Alpha dikarenakan zaman yang berbeda dan sifat anak yang berbeda pula akibat dari pengaruh zaman. Namun beberapa point dalam gaya mendidik Tiger Parenting juga sangat bagus dalam membentuk sikap anak agar disiplin dan bekerja keras dalam mencapai sesuatu.

Perlunya pemahaman orang tua di era generasi Alpha yang sudah serba teknologi juga harus ditingkatkan dalam mendidik anak, Hal ini dikarenakan sifat dari teknologi ini yang membuat generasi Alpha mengalami ketergantungan dan tidak bisa lepas dari teknologi. Sikap tersebut lama-lama akan membuat seorang anak menjadi manja dan tidak disiplin dalam berbagai hal, salah satu contohnya dalam mengerjakan tugas sekolah anak generasi Alpha lebih memilih menggunakan AI (Artificial Intellegent ) untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya daripada membaca buku materi atau buku pelajaran. Contoh tersebut merupakan salah satu sifat generasi Alpha yang mengalami ketergantungan akan teknologi dan enggan berusaha menyelesaikan masalah dengan kemampuan yang dimilikinya. Pada kasus tersebut kedisiplinan dan usaha kerja keras dalam gaya mendidik Tiger Parenting perlu diterapkan orang tua secara bijaksana dan ketat karena apabila tidak ditanamkan nilai-nilai kedisiplinan dan kerja keras anak akan kesusahan sendiri nantinya saat anak menghadapi dunia yang sebenarnya.

Dapat disimpulkan bahwa Tiger Parenting ini dapat diterapkan untuk generasi Alpha agar terhindar dari efek-efek negatif teknologi modern, namun penggunaan gaya mendidik Tiger Parenting juga harus disesuaikan dan dimodifikasi sedemikian rupa oleh orang tua, karena orang tua lah yang tahu kemampuan maksimal dan batasan-batasan yang dimiliki oleh anak-anak mereka. Dalam arti lain orang tua harus bisa secara bijak menerapkan gaya mendidik ini dikarenakan apabila orang tua terlalu memaksakan seperti cara mendidik pada era tahun 70 sampai dengan 90-an yang notabene zaman dahulu anak-anak belum terpapar kemudahan teknologi modern. Karna apabila anak terlalu dipaksa melebihi batasanya maka akan berdampak buruk, namun juga apabila anak terlalu dibebaskan akan menjadi anak yang tidak disiplin dan enggan untuk taat dan patuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun