Mohon tunggu...
Heldi Prasetya
Heldi Prasetya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1

Universitas Negeri Semarang, Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pelaksanaan Pembelajaran IPA Kurikulum Merdeka di SD Negeri 1 Cangkrep Lor

17 Januari 2024   16:06 Diperbarui: 17 Januari 2024   16:28 803
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kurikulum Merdeka adalah sebuah pendekatan baru dalam dunia pendidikan di Indonesia yang bertujuan untuk memberikan kebebasan kepada siswa dalam menentukan jalur pendidikan mereka sendiri. Salah satu aspek penting dalam Kurikulum Merdeka adalah pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan suatu pendekatan yang mengakui bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan dan kemampuan yang berbeda-beda. Dalam pembelajaran berdiferensiasi, siswa diberikan pilihan yang bervariasi dalam hal materi pembelajaran, metode pengajaran, dan penilaian. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap siswa dapat mencapai potensi maksimal mereka dan merasa termotivasi dalam proses belajar.

Pada hari Jumat, 29 September 2023, kami melaksanakan observasi dan wawancara mengenai pelaksanaan pembelajaran IPA kurikulum merdeka di SD Negeri 1 Cangkreplor, Purworejo. Kegiatan ini ditujukan kepada wali kelas 1, 2, 4, dan 5. Adapun pembahasan utama yang kami tanyakan adalah perihal pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi, model dan metode pembelajaran, media pembelajaran atau alat peraga yang biasa digunakan, dan respon peserta didik terhadap pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi dan pembelajaran, pembelajaran berdiferensiasi belum dilaksanakan. Hal ini dikarenakan pembelajaran berdiferensiasi memerlukan waktu yang cukup lama baik dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaannya. Meskipun demikian, guru tetap mengembangkan pembelajaran dengan memperhatikan minat dan bakat siswa melalui model atau metode pembelajaran yang menyenangkan lainnya, tentunya memperhatikan keefektifan dan efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Guru kelas 1 biasanya menggunakan model fun learning untuk menarik minat siswa dalam pembelajaran seperti mengamati benda-benda di sekitar, praktik langsung, games, dan lain sebagainya. Metode yang digunakan tidak lepas dari metode ceramah, hal ini dikarenakan siswa kelas 1 tentunya masih perlu banyak bimbingan dari guru meskipun pembelajaran bersifat student center. Dalam pembelajaran guru juga memanfaatkan media yang ada, contohnya dalam pembelajaran IPA guru menggunakan gambar atau poster yang berkaitan dengan materi. Namun berdasarkan observasi, sayangnya belum ada media atau alat peraga IPA lainnya yang tersedia selain gambar. Meskipun demikian, guru dapat mengelola kelas dengan baik sehingga siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dengan perasaan senang.

Berbeda dengan guru kelas 1, guru kelas 2 biasa menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran aktif. Hal ini bertujuan untuk mendorong siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, berkolaborasi, dan mengembangkan keterampilan memecahkan masalah. Metode yang digunakan adalah penugasan dan diskusi. Adapun media yang digunakan dalam pembelajaran IPA biasanya berbasis digital seperti youtube dan aplikasi pembelajaran aktif lainnya. Berdasarkan hasil observasi, siswa berperan aktif dalam pembelajaran dan sangat menyukai kegiatan proyek yang mereka lakukan.

Selanjutnya di kelas 4, guru menerapkan beberapa variasi model pembelajaran seperti make a macth, talking stick dengan pendekatan problem based learning. Hal ini ditujukan untuk melatih siswa berpikir kritis dan mampu menjelaskan suatu permasalahan yang terjadi dilingkungannya.  Dalam pembelajaran IPA, beberapa kali guru juga mengajak siswa untuk melakukan eksperimen seperti contoh dalam materi perubahan wujud zat. Adapun media yang sering digunakan adalah video pembelajaran, gambar, dan benda-benda konkrit yang bisa dihadirkan. Dilihat dari hasil observasi, siswa menikmati kegiatan pembelajaran oleh gurunya terutama saat mengamati video pembelajaran yang mengasyikkan.

Sementara itu, guru kelas 5 biasa menggunakan model pembelajaran based learning dan tutor sebaya. Metode yang digunakan yakni diskusi, ceramah, dan penugasan. Selain itu guru memiliki strategi mengajar yang unik yakni melalui lagu pembelajaran. Hal ini digunakan untuk mempermudah peserta didik dalam mengingat materi. Berdasarkan wawancara, guru mengatakan bahwa strategi bernyanyi ini efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa dilihat dari nilai yang meningkat dari sebelumnya. Dalam pembelajaran IPA, guru hanya menggunakan media gambar dan video pembelajaran, sementara untuk alat peraga belum ada. Meskipun demikian, guru berusaha memaksimalkan penyampaian materi dari video-video pembelajaran yang ada, dan jika dimungkinkan menghadirkan objek aslinya. Sejauh ini, siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berdiferensiasi pada kelas yang menerapkan kurikulum merdeka belum terlaksana, meskipun demikian guru selalu berusaha menemukan model, metode, dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswanya. Selain itu, guru juga menggunakan media pembelajaran dalam memperjelas materi yang dipelajari. Kedua hal tersebut mendapat respon baik dari peserta didik dilihat hari keaktifannya dalam setiap pelaksanaan pembelajaran.

Dosen Pengampu: Nur Ngazizah S, Si.,M.Pd.

Penulis:

  • Normasita Qurfatul Jannah (212180086)
  • Setyo Gumelar (212180089)
  • Nurani Nur Arifah (212180100)
  • Kiswari Puji Rahayu (212180102)

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun