Oleh : Â Heldi Hermayanto1 dan Junianto2
- Mahasiswa Program Studi Perikanan UNPAD
- Dosen Program Studi Perikanan UNPAD
Â
Â
      Kecap ikan (fish sauce) adalah bahan cairan yang diperoleh dari fermentasi ikan dengan garam. Kecap ikan biasanya digunakan sebagai bumbu untuk memasak, pencelupan seafood, dan makanan orang timur, dibuat oleh nelayan sepanjang negara-negara ASEAN. Minimarket atau supermarket juga sudah banyak menyediakan produk Kecap ikan dengan berbagai merek. Sehingga produk pengolahan perikanan sangat mudah ditemukan dimana saja.
      Kecap ikan merupakan produk perikanan yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan tambahan dalam masakan dan makanan oleh berbagai negara seperti China, Korea, dan Thailand. Kecap ikan mempunyai rasa dan aroma yang khas. Biasanya setiap negara mempunyai kualitas produk kecap ikan yang berbeda, hal in dikarenakan jenis ikan yang digunakan pembuatan ikan berbeda-beda. Nampla kecap ikan dari Thailand yang mendominasi pasar dunia (Udomsil el al, 2010). Selain komponen nitrogen, kecap ikan juga mengandung mineral yang penting bagi tubuh contohnya garam NaCl atau garam kalsium (Adawyah, 2007)
      Kecap ikan mempunyai kandungan gizi tinggi karena mengandung nitrogen. Pada proses pengolahan kecap, protein ikan akan terhidrolisis. Berdasarkan hasil penelitian selama proses, amino nitrogen akan mengalami peningkatan tetapi akan terjadi penurunan total nitrogen. Amino nitrogen merupakan unsur gizi yang baik untuk tubuh karena mudah dicerna (Adawyah, 2007). Terlepas dari itu selama proses pembuatan kecap ikan, keterlibatan mikroorganisme sangat berpengaruh pada produk akhir yang dihasilkan (Yoshikawa el al, 2010).
      Nilai tambah merupakan nilai yang ditambahkan kedalam barang dan jasa yang dipakai oleh unit produksi dalam proses produksi sebagai biaya antara. Nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa atas ikut sertannya faktor produksi dalam proses produksi. Biaya investasi yang dibutuhkan pada tahap awal proses produksi kecap ikan digunakan untuk penyediaan peralatan produksi dan peralatan lainnya serta bangunan sebesar Rp 119.270.000. Komponen terbesar adalah lahan dan bagunan (90,13%) sedangkan peralatan produksi dan pengemasan hanya 9,87% yang terdiri dari blender, tungku pemasakan, wadah perebusan, timbangan, ember dan alat kemasan serta peralatannya lainnya.
Pemasaran Kecap ikan ini biasanya langsung dijual ke konsumen rumah tangga, juga di pasar maupun minimarket/supermarket. Dalam aspek promosi kemasan mempinyai peran penting dalam promosi, dalam hal ini peningkatan kemasan dapat efektif untuk menarik perhatian konsumen-konsumen baru. Untuk menjaring konsumen baru pemasaran secara online bisa digunakan karena dengan begitu konsumen asal dari daerah lainnpun bisa mengetahi produk ini dan membelinya, dan basanya dipasarkan di Shopee, Bukalapak, Tokopedia dll, juga bia memasarkan menggunakan media sosial seperti Fcebook, Instragram dan aplikasi lain yang sama.
Usaha di bidang Kecap ikan sangat menjajikan dan dapat untung besar. Karena Kecap ikan sangat digemari oleh ibu rumah tangga dan Rumah makan, Sehingga pasarnya yang luas dan senantiasa laris di beli oleh konsumen. Walaupun persaingan di bisnis ini banyak kompetitornya di bidang pengolahan perikanan, usaha ini memiliki prospek cerah asalkan kecap ikan yang dijual berbeda dengan kecap ikan di para kompetitor. Walaupun banyak pengemar kecap ikan banyak juga produsen kecap ikan juga untuk itu penting sekali dilakukan peningkatan kualitas produk dengan cara menggunakan teknologi tepat guna, dengan begitu dapat bersaing dan mendapatkan banyak keuntungan.
REFERENSI
Udomsil, Natteewan , Rodtong, Sureelak, Tanasupawat, Somboon, Yongsawatdigul, Jirawat. Â Â 2010. Proteinase-producing halophilic lactic acid bacteria isolated from fish sauce fermentation and their abiliy to produce volatile compounds. Jurnal Internasional Mikrobiologi makanan. No 141 halaman 186-194. Thailand.
Adawyah, Rabiatul. 2007. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. PT Bumi Aksara, Jakarta.
 Yoshikawa, Shuji, Yasokawa, Daisuke, Nagashima, Koji, Yamazaki, Koji, Kurihara, Hideyuki, Ohta, Tomoki, Kawai, Yuji, 2010. Microbiota during fermantation of chum salmon (Oncorhynchus keta) sauce mash inoculated with halotolerant microbial starters: Analyses using the plate count method and PCR denaturing gradient gel lectrophoresis (DGGE). Jurnal Mikrobiologi Makanan. No 27 halaman 509-514. Jepang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H