Mohon tunggu...
Rendi Wahyudi
Rendi Wahyudi Mohon Tunggu... Seniman - Content Creator, Writter, Konseptor

Dari Rendi - Seseorang yang memiliki keahlian dalam Content Creator, menulis, dan juga seorang konseptor. Dalam setiap tulisannya Dari Rendi memiliki ciri khas dengan mencantumkan kata "Dari Rendi". Kalau ingin mengenal lebih jauh bisa kunjungi instagramnya di @heirend_ dan Youtube channelnya @heirend_

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan Dibalik Indahnya Senja

16 April 2024   21:25 Diperbarui: 16 April 2024   21:28 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senja di sore ini menyambut rasa bahagia kita berdua
Saat kau tengah asik bercerita
Disaat itu pula ragaku tak dapat berpaling muka

Entah sebenarnya sihir apa yang kau punya
Hanya saja, aku tak percaya kalau ada wanita secantik mu mampu melakukannya
Kau lebih pantas menjadi cinderella
Namun, ku lihat sepatu mu bukan terbuat dari kaca

Sebenarnya kau ini siapa?
Penyihir berparas menawan, atau cinderella yang sedang menyamar?

Sungguh, kau membuatku bingung
Sampai-sampai aku dibuat kagum
Sama seperti senja di sore ini
Indahnya membuat mataku tak dapat berpaling
Senyum mu terlalu manis
Bisa-bisa membuatku obesitas karena terus melihatnya

Namun, keindahan senja tidak bertahan lama
Ia pamit untuk digantikan oleh malam
Bintang yang biasa menemani, kini tengah digantikan oleh gemercik hujan

Dan saat ku lihat ke arahmu
Mengapa ada kerlingan air mata di pipimu?
Apakah air mata itu disebabkan olehku?
Apakah perkataanku sudah melukaimu?

Tolong jawab
Aku tidak ingin menjadi malam tanpa hiasan bintang
Aku juga tidak ingin seperti petir yang membuat mu takut

Maaf, jika aku telah merusak hari mu
Maaf, jika bahagia mu hancur karena ku
Maaf, jika ternyata aku bukanlah bianglala yang kau rindukan selepas hujan reda
Terimakasih, untuk hari yang indah kali ini

Rangkasbitung, 16 April 2024
Dari Rendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun