Senja di sore ini menyambut rasa bahagia kita berdua
Saat kau tengah asik bercerita
Disaat itu pula ragaku tak dapat berpaling muka
Entah sebenarnya sihir apa yang kau punya
Hanya saja, aku tak percaya kalau ada wanita secantik mu mampu melakukannya
Kau lebih pantas menjadi cinderella
Namun, ku lihat sepatu mu bukan terbuat dari kaca
Sebenarnya kau ini siapa?
Penyihir berparas menawan, atau cinderella yang sedang menyamar?
Sungguh, kau membuatku bingung
Sampai-sampai aku dibuat kagum
Sama seperti senja di sore ini
Indahnya membuat mataku tak dapat berpaling
Senyum mu terlalu manis
Bisa-bisa membuatku obesitas karena terus melihatnya
Namun, keindahan senja tidak bertahan lama
Ia pamit untuk digantikan oleh malam
Bintang yang biasa menemani, kini tengah digantikan oleh gemercik hujan
Dan saat ku lihat ke arahmu
Mengapa ada kerlingan air mata di pipimu?
Apakah air mata itu disebabkan olehku?
Apakah perkataanku sudah melukaimu?
Tolong jawab
Aku tidak ingin menjadi malam tanpa hiasan bintang
Aku juga tidak ingin seperti petir yang membuat mu takut
Maaf, jika aku telah merusak hari mu
Maaf, jika bahagia mu hancur karena ku
Maaf, jika ternyata aku bukanlah bianglala yang kau rindukan selepas hujan reda
Terimakasih, untuk hari yang indah kali ini
Rangkasbitung, 16 April 2024
Dari Rendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H