Mohon tunggu...
Rendi Wahyudi
Rendi Wahyudi Mohon Tunggu... Seniman - Content Creator, Writter, Konseptor

Dari Rendi - Seseorang yang memiliki keahlian dalam Content Creator, menulis, dan juga seorang konseptor. Dalam setiap tulisannya Dari Rendi memiliki ciri khas dengan mencantumkan kata "Dari Rendi". Kalau ingin mengenal lebih jauh bisa kunjungi instagramnya di @heirend_ dan Youtube channelnya @heirend_

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Meneladani Kepemimpinan Rasulullah SAW (Memimpin Itu Melayani, Bukan Dilayani)

2 Januari 2024   10:03 Diperbarui: 2 Januari 2024   10:17 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemimpin Itu Melayani, Bukan Dilayani - Dari Rendi

Di zaman yang serba modern ini, kebanyakan pemimpin memiliki karakter yang krisis keteladanan. Kebiasaan pemimpin saat ini bukannya melayani, namun dilayani, dan bahkan pada saat tertentu cenderung ingin dimanjakan. Merasa bahwa mereka bangga dengan kedudukannya dan menganggap kedudukannya sebagai segala-galanya hingga lupa pada kewajibannya sebagai pelayan rakyatnya.

Seharusnya, para pemimpin itu meneladani Nabi Muhammad SAW. selaku pemimpin yang benar-benar menyediakan dirinya sebagai pelayan rakyatnya. Seperti yang dikatakan oleh KH. Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) dalam buku Kerahmatan Islam tulisan Nurul Huda Maarif yang menyebut bahwa Nabi Muhammad adalah "pemimpin yang paling pemimpin". Tak ada siapapun yang membandinginya, dalam segala aspek dan sisinya.

Rasulullah SAW. adalah pemimpin yang adil dan bijaksana. Beliau tidak membedakan suku, kedudukan seseorang, bahkan agama. Berbuat adil adalah sifat beliau. Dalam sebuah riwayat menceritakan Rasulullah berjalan dengan fakir miskin, bertanya akan keperluan hidup mereka. Bahkan beliau selalu duduk bersama mereka, makan dan minum, serta bermesra dengan mereka. Sedangkan pemimpin zalim akan mementingkan dirinya dan kelompoknya saja, tanpa melihat dan melayani yang lainnya.

Inilah bedanya pemimpin adil dengan pemimpin zalim. Pemimpin adil senantiasa memikirkan dan melayani kepentingan rakyatnya tanpa perhitungan. Sedangkan pemimpin zalim senantiasa mengacuhkan dan merugikan rakyatnya. Dan sayangnya, pemimpin tipe terakhirlah yang sering kita jumpai sekarang. Maka tak heran jika rakyat minim sekali mendapatkan kesejahteraan.

Sejauh ini, belum terlihat lagi seorang pemimpin yang setidaknya menirukan sedikit sifat teladan sejati seperti Nabi Muhammad SAW. Kita semua sungguh merindukan sosok pemimpin yang memiliki karakter demikian.

Bagi seorang teladan sejati, sebagaimana Rasulullah SAW. kebijakan pemimpin itu merupakan pertanggungjawaban dimata Tuhan yang akan terjadi kelak. Semua akan ditimbang sedetail-detailnya. Seperti pepatah kuno Belanda yang diucapkan oleh Kasman Singodimedjo saat berkunjung ke kediaman H. Agus Salim di Gang Tanah Tinggi, Jakarta, 1925. Pepatah itu berbunyi "Een Leidersweg is een lijdensweg. Leiden is lijden." Yang artinya "Jalan memimpin bukan jalan yang mudah. Memimpin itu menderita."

Dalam Sahih Al-Bukhari, Muhammad bin Ismail Al-Bukhari meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW. bersabda: "Tiap-tiap kalian adalah pemimpin dan tiap-tiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Suami adalah pemimpin bagi keluarganya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Istri adalah pemimpin di rumah suaminya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Pelayan adalah pemimpin terkait urusan harta tuannya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. (HR. Al-Bukhari)

Hemat penulis, seorang pemimpin yang ideal seharusnya lebih berorientasi melayani rakyatnya bukannya malah minta untuk dilayani. Seorang pemimpin yang ideal harus mau berkeringat, jangan melulu ingin diistimewakan. Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang tidak ingin mendapat pengistimewaan dari orang-orang yang dipimpinnya. Baik pemimpin maupun bawahan haruslah diperlakukan secara sama. Tidak ada alasan yang bisa dibenarkan untuk membedakan keduanya.

#darirendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun