Berbicara mengenai pandemi Covid-19 rasanya sudah tidak asing dengan kata 'adaptasi', 'perubahan', dan 'hidup baru'. Ketiga kata tersebut seakan sudah terngiang-ngiang di dalam kuping masyarakat Indonesia.Â
Beragam perubahan yang terjadi seperti adanya kemunculan tren-tren baru pada kehidupan sosial bermasyarakat. Perubahan sosial yang terjadi tersebut pun sudah terjadi pada warga negara Indonesia.
Tren bersepeda menjadi salah satu dari sekian banyak perubahan pada pola hidup masyarakat Indonesia sejak adanya pandemi Covid-19. Kegiatan bersepeda yang kini banyak digemari masyarakat Indonesia seakan membawa kebiasaan baik dalam pola hidup sehat. Selain memberikan pola hidup sehat salah satu alasan lainnya yakni untuk menambah imunitas tubuh.
Kegemaran sepeda yang sebelumnya kurang diminati kini menjadi budaya baru bahkan beberapa diantaranya memiliki komunitas pesepeda. Hal ini dapat dikatakan sebagai budaya baru karena pada sebelumnya kegiatan bersepeda kurang digemari oleh masyarakat Indonesia.Â
Dilansir dari portal berita online idntimes.com ternyata peminat pesepeda di dunia ini banyak digemari oleh negara-negara maju seperti Belgia, Belanda, Jepang, Tiongkok, dan Swiss.
Pada negara berkembang seperti Indonesia tren-tren baru kerap kali menjadi sebuah hal yang langsung banyak digemari peminat baru. Seperti halnya kegiatan bersepeda selain membawa budaya juga terdapat unsur ideologi dan kekuasaan di dalamnya.Â
Menurut Rohman, Rasyid & Arintya (2019, hlm. 6) mendefinisikan ideologi budaya merupakan sesuatu kepercayaan yang dipegang teguh oleh suatu kebudayaan yang benar-benar dipercaya baik. Begitupun seperti halnya budaya bersepeda bagi para beberapa negara yang menggemari sepeda memiliki ideologi bahwa bersepeda dapat memberikan manfaat kesehatan maupun lingkungan yang bebas polusi.
Adanya ideologi yang dibawa bahwa bersepeda memiliki manfaat baik pada kesehatan dan lingkungan inilah yang memengaruhi sebagian besar pandangan masyarakat Indonesia. Pengaruh kuat dari bersepeda tersebutlah menjadikan tren baru yang dinilai menarik bagi masyarakat Indonesia sehingga ditiru dan digemari. Ideologi yang kurang lebih sama antara pesepeda di luar negeri dan di dalam negeri berhasil menciptakan adanya perubahan gaya hidup.
Tak hanya memiliki ideologi kegiatan bersepeda juga memiliki pengaruh pada kekuasaan di masyarakat. Menurut Hutagalung, (2004, hlm. 7) kekuasaan memiliki pengertian sebagai adanya otoritas subyek atau sebuah bentuk dominasi subyek maupun institusi terhadap subyek lainnya. Dalam tren bersepeda maka secara langsung telah membentuk adanya kekuasaan dalam kehidupan terutama pada kelompok-kelompok pesepeda yang ada.