Banyak konotasi negatif orang tentang keberadaan “Bibir Manado” ini. Banyak pula yang beranggapan bahwa apapun yang berhubungan dengan bibir Manado, pastilah itu mengenai bibirnya para wanita Manado. Kota Manado memang sudah terkenal dengan berbagai istilah Empat B (4B). Ada yang lain yang bilang 6B. Dan salah satunya adalah BIBIR. Konon, semua yang pernah ke Manado tapi belum merasakan Empat B maka ia belum sepenuhnya sampai di Manado. Belum seutuhnya menikmati pesona Manado. Empat atau enam ‘B’ itu adalah Bubur, Bunaken, Boulevard, Musik Bambu, dan Biapong wayang, serta Bibir Manado.
Bubur Manado, atau sering disebut dengan nama aslinya, yaituTinutuantentu sudah banyak di antara kita yang tau. Bubur ini menjadi khas karena memang berbeda dengan sajian bubur yang berasal dari daerah manapun di Indonesia. Bubur ini berisi beragam sayuran dan juga umbian. Dicampur-campur sebegitu rupanya, tapi nikmat rasanya. Untuk saat ini ada tempat yang sangat terkenal untuk menikmati Bubur Manado ini, yaitu di Jalan Wakeke. Siapa sih yang tidak kenal bubur yang satu ini. Di setiap kota di luar Manado, bahkan di Jakarta pun banyak dijual. Ada yang memakannya dengan mencampurkan mie kuning ke dalamnya (disebut midal). Terus makan dengan sambel roa,Ooh do do eeh, pe sadap skali noh...!
Bunaken, tentu juga sudah banyak di antara kita yang pernah berkunjung ke tempat ini. Pulau yang digadang-gadang sebagai yang terindah di dunia ini memang sudah sangat mendunia. Banyak turis dari luar negeri yang sering datang ke sana. Ini karena keindahan taman lautnya yang kaya akan terumbu karang dan menyimpan beragam pesona bawah laut lainnya.
Boulevard, adalah sebuah jalan pinggir pantai yang sangat terkenal di Manado.Jalan ini tidak ada matinya. Menjadi salah satu pusat bisnis, pusat berkumpulnya muda-mudi di sore dan malam hari, serta tempat mangkalnya para pedagang makanan kecil. Di sepanjang jalan ini juga berjejer berbagai macam rumah makan, maupun café-café. Mulai dari yang murah sampai yang mahal harganya pasti ada di sana. Boulevard menjadi salah satu tujuan belanja dan wisata yang menarik di kota Manado. Jadi, kalau ke Manado, jangan pernah lupa untuk berkunjung ke Boulevard ini.
Dua B tambahan adalah Musik Bambu dan Biapong. Musik Bambu adalah sejenis musik tradisional Minahasa, yang kini sudah semakin jarang ditemui. Di beberapa daerah memang masih bisa kita jumpai seperti di Tanahwangko misalnya. Tapi irama musik bambu bisa dinikmati lewat cd yang banyak dijual di toko-toko musik di Manado. Irama musik bambu ini sangatlah khas, dan akan mengundang decak kagum setiap mereka yang mendengarnya secara langsung. Kalau ada pesta perkawinan, biasanya pihak pengantin sering menyediakan kelompok pemain musik bambu ini untuk meramaikan jalannya acara.
Nah, Biapong di jalan wayangadalah yang paling terkenal di Manado, saingannya ada di Kawangkoan. ‘Biapong Ba’ini memang sungguh nikmat, apalagi bila dinikmati bersama secangkir kopi panas. Wah..wah..wah…bisa-bisa berat badan naik cepat, karena mulut lupa berhenti. Biapong sering dibawa pulang olah turis dari Jakarta dan daerah-daerah lainnya dengan cara membeli yang sudah frozen. Artinya, biapong tersebut sudah masuk freezer dulu.
Bibir, adalah B yang terakhir. Bibir Manado sudah menjadi begitu terkenal sejak awal abad 20. Banyak yang mengartikan “bibir” secara harfiah sebagai “bibir manusia”, yaitu bibir perempuan Manado. Tetapi fakta sejarah menyebutkan bahwa yang dimaksud bibir disini sesungguhnya bukanlah bibir manusia.
Sam Ratulangi, salah satu pemimpin pergerakan nasional Indonesia menggambarkan bahwa Manado adalah bibir dari Samudera Pasifik. Posisi yang sangat strategis dari sisi geografis dan geopolitik. Dalam tulisannya yang berjudul “Indonesian in den Pacifik: Kernproblemen van den Aziatischen Pacifik“, yang diterbitkan pada tahun 1936 di Batavia, ia melihat tentang posisi strategis Indonesia yang berada di bibir pasifik sebagai sebuah keunggulan. Dalam pandangannya Indonesia mempunyai keunggulan geostrategis sebagai negara kepulauan, memiliki prospek untuk berjaya dimasa depan bersamaan dengan kebangkitan Asia Pasifik.
Bibir Manado adalah ungkapan futuristik dari tokoh yang berasal dari Minahasa, untuk menegaskan bahwa bibir Manado bukanlah bibir biasa. Bibir Manado adalah bibirnya Indonesia..! Bibir Manado itu memang menarik.
Ada juga yang mengatakan bahwa karena wanita-wanita Manado yang ramah, suka bergaul, dan murah senyum, makanya keluar istilah “itulah bibir Manado”. Bibir yang senantiasa menyunggingkan senyum kepada setiap tamu, atau bahkan kepada siapapun yang berkunjung ke daerah ini. Bahasa mereka dengan bermacam campuran logat khas (dialek), seakan memberi kesan elegan tersendiri, dan tentu saja akan menyejukkan hati kita saat mendengarnya. Itulah kesan Nusantara pada wanita Manado.
Jadi konotasi negatif “Bibir Manado” hanya akan muncul jika kita memelihara pikiran-pikiran kotor dan jorok kita. Sebab bibir Manado sesungguhnya adalah keindahan, senyum, tutur kata yang santun dan keramatamahan. Di samping, tentunya, kalau berhubungan dengan letak strategis kota Manado, seperti apa yang pernah diungkapkan Dr. Samratulangi tersebut. Jadi, ternyata memang betul…”Bibir Manado itu menarik dan nikmat…”. HS.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H