Kenapa ya, di bahasa Jaksel, kata-kata tertentu diganti ke bahasa Inggris, tapi yang lain enggak? Kenapa kalo kita mikir tentang bahasa Jaksel, yang kepikir di benak kita pasti kata-kata semacam "literally", "which is", "five hundred", itu-itu aja? Kenapa nggak kata-kata yang lain?
Pasti ini ada hubungannya sama struktur kalimat, entah struktur kalimat bahasa Indonesia, bahasa Inggris, atau apalah. Kalo aku liat-liat sih kayanya struktur kalimat bahasa Indonesia, tapi di dalemnya diisi kata-kata bahasa inggris. Apakah ini berarti kalo bahasa Jaksel berkembang terus, people will start to validate using English within Indonesian sentence structures and be okay with it and it will somehow be the new Indonglish?
See, I do that too.
Opinions?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H