Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf Abduh
Muhammad Yusuf Abduh Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Hanya Tuhan Yang Tahu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

OB vs Pejabat

3 Februari 2011   18:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:55 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12974444771593473891

[caption id="attachment_90206" align="alignleft" width="300" caption="Dokumen pribadi"][/caption]

“Pak Abduh nanti kalau sudah menjadi pejabat harus memperhatikan kebajikan para pegawai” Begitu pesan Pak Didi, karyawan senior yang sudah puluhan tahun mengabdi di tempat aku bekerja.

“Makannya, minumnya pakaiannya. Semuanya harus diperhatikan” tambah Pak Didi.

“Jangan terlalu pelit dan perhitungan dengan pegawai kecil”. Aku mendengarkan dengan cermat.

“Pejabat yang baik itu akan sangat senantiasa diingat oleh para pegawai”. Begitu pesan Pak Didi.

Pesan yang tak mungkin akan kulupakan. Pesan yang akan aku bawa bersama sepanjang perjalanan hidupku. Pesan yang akan kujadikan pedoman meski aku bukan seorang pejabat. Menurutku, pesan yang baik tidak hanya untuk seorang pejabat.

“Pak Abduh nanti kalau sudah jadi pejabat, jangan lupa dengan saya ya!” kata Pak Wasno, teman seperjuangan Pak Didi.

“Jangan lupa ya, kita pernah sama-sama makan di atas lantai” Aku tidak mungkin akan pernah lupa, duduk bersila, beralaskan lantai, di ruang dapur yang sempit, menyantap makan siang bersama Pak Wasno, Pak Didi, Pak Maman, Pak Itang dan teman-teman yang lain.

Kami tidak perlu makan di restoran mewah dan minum secangkir Cappuccino untuk merasakan nikamatnya makan siang. Cukup dengan sebungkus nasi padang dan secangkir teh tawar. Berbagi rasa dan bahagia. Saling memberi dan menerima.

Aku sudah lama tidak bertemu dengan Pak Wasno dan Pak Didi. Tapi aku tetap akan ingat pesan dan nasehat Pak Wasno, Pak Didi dan teman-teman seperjuangan yang lain. Aku percaya, bahwa setiap orang mampu melakukan perubahan, baik sebagai pejabat atau tidak, OB atau bukan.

When there is a will, there is a way.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun