Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf Abduh
Muhammad Yusuf Abduh Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Hanya Tuhan Yang Tahu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sebentar bersama Bapak Menristek dan Ibu Dubes

23 Juni 2012   03:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:38 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kenal Menristek?"

Dari semua teman yang saya tanya, tidak ada yang tahu siapa Menristek, termasuk saya sendiri. Dikarenakan saya harus menggantikan profesor saya untuk menerima kunjungan Menristek ke Universitas Wageningen di Belanda, maka saya coba untuk mencari tahu siapa Meneristek untuk Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Lewat mbah Google, saya baru sadar bahwa Menristek adalah Prof. Dr. Ir. Gusti Muhammad Hatta, suatu nama yang tidak terlalu asing buat saya sebenarnya, cuma saya tidak tahu jika beliau adalah Menristek. Lewat mbah Google juga, saya baru tahu bahwa beliau adalah Guru Besar Universitas Lambung Mangkurat (UNLAM) dan juga alumnus Universitas Wageningen.

Acara dijadwalkan mulai jam 10.00 CET. Saya berangkat menaiki kereta paling pagi dari Groningen menuju Wageningen. Lima menit sebelum acara dimulai, saya sudah sampai di bagian resepsionis. Saya bertanya kepada petugas dimanakah ruangan acara dengan Pak Menristek.

"Are you in the program?" petugas resepsionis melihat saya seolah tidak percaya, berjaket kulit, berkemeja lusuh, bercelana jeans dan memakai sepatu kain.

"Yes, this is my name" saya menunjukkan daftar peserta delegasi. Wajar saja jika dia tidak percaya, karena peserta yang lainnya adalah Bapak dan Ibu Menristek, Ibu Dubes, Deputi Menristek, Atase Pendidikan dan juga para dosen dan peneliti senior.

Setelah memastikan dengan panitia acara lewat telpon, saya dibawa ke tempat acara. Sesampai di tempat, saya diberitahu bahwa acara sudah dimulai. Saya diminta masuk ke ruangan dengan perlahan supaya tidak menganggu acara yang sedang berjalan.

Saya membuka pintu dengan perlahan. Terlihat ada salah satu anggota delegasi yang sedang memberikan presentasi. Saya melihat sekitar ruangan, tidak terlalu penuh, cuma ada sekitar 15 orang. Saya langsung menuju ke tempat yang kosong, menarik kursi dengan perlahan dan meletakkan tas dan jaket. Melihat anggota delegasi yang lain termasuk Pak Menteri memakai jas, dasi, dan sepatu pantofel berkilat, saya merasa beda sendiri. Seharusnya saya memakai pakaian formil sebelumnya, tapi sudahlah, nasi sudah menjadi bubur.

Saat saya sedang mencatat materi presentasi, Ibu yang berbaju batik khas Indonesia di sebelah saya dengan baik hati menawarkan minum.

"Tidak apa Bu, terima kasih" sekilas seperti saya pernah melihat wajah Ibu tersebut, tapi dimana ya, saya bertanya di dalam hati. Oh ya, beliau adalah Ibu Ratna L.P. Marsudi, Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda. Saya sudah pernah mendengar sebelumnya kalau beliau seorang yang ramah, tapi baru kali tersebut saya berkesempatan untuk tatap muka langsung dengan Ibu Dubes, dan ternyata memang beliau seorang yang ramah.

Acara berlanjut sampai sore. Di sela-sela waktu istirahat, saya sempat berbual dengan Bapak Menristek. Sama halnya seperti Ibu Dubes, beliau juga seorang yang sangat ramah dan sering tersenyum. Tidak jarang beliau membuat lelucon dan membuat angota delegasi lainnya ketawa. Ibu Menristek juga sangat ramah dan baik. Berbual dengan Ibu Menristek serasa seperti sudah lama saya mengenal beliau. Alhamdulilah, hari itu saya mendapat kesempatan untuk menghabiskan waktu dengan Bapak dan Ibu Menristek serta Ibu Dubes. Kehangatan yang saya rasakan membuang jauh rasa rendah diri yang sempat saya rasakan sebelumnya. Saya berharap saya dapat merasakan kehangatan yang sama saat saya bertemu dengan para petinggi negara yang lain.

Sebelum acara berakhir, ada kunjungan ke laboratorium melihat penelitian yang sedang dilakukan oleh mahaiswa Indonesia di sana. Di akhir kunjungan, ada peserta delegasi yang sempat menyampaikan kalimat berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun