Mohon tunggu...
Hedi Purnomo
Hedi Purnomo Mohon Tunggu... Entrepreneur, Karyawan Swasta -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Waspadai Islamic Putsch Tanggal 4 November 2016

27 Oktober 2016   13:13 Diperbarui: 27 Oktober 2016   16:00 6403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demo akbar menjelang. Front Pembela Islam (FPI) akan melanjutkan usahanya untuk menggiring Ahok ke penjara setelah usaha demo pertamanya (14/10) tak membawa dampak yang berarti.

‘Aksi Bela Islam II’ akan diadakan pada tanggal 4 November 2016. Setelah demo pertama diisi dengan teriakkan ‘ayo bunuh Ahok,’ apalagi yang akan terjadi di demo berikutnya?

Dalam sebuah video singkat yang beredar di Twitter, tersiar arah tujuan demo 4 November nanti. Tengku Zulkarnain berucap bila Ahok tidak diproses juga, presiden akan kita turunkan. Kalimat ini mengundang kebingungan di kepala saya. Sebagai Kepala Negara, tentu Presiden Jokowi punya banyak hal yang harus diurus di dalam dan luar negeri, bukan cuma Ahok saja. Bukankah proses hukum Ahok lebih banyak terkait pihak Bareskrim Polri?

Lantas, kenapa jadi Presiden yang diturunkan? Apakah demo Ahok hanya kedok untuk menyentuh RI 1?

Isu terorisme yang bersifat agamis menjadi kian panas di tahun-tahun terakhir ini, terutama sejak Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) mulai menjajah media internasional. Akibatnya, muncul kantung-kantung kelompok serupa, yang menginginkan negara Islam berjaya di negaranya.

Bukan saya menuduh bahwa FPI sama dengan ISIS tetapi demo akbar yang ‘panas’ tanggal 4 November nanti bisa saja tak hanya bergulir menjadi serangan politis Pilgub, tetapi juga sebuah serangan terhadap integrasi Pancasila yang kian pudar.

Perlu diingat juga bibit-bibit separatis agama telah muncul sejak Darul Islam memprolamirkan diri pada tanggal 7 Agustus 1949. Ide negara Islam ini belum juga tuntas bahkan sampai dengan kasus bom Sarinah bulan Januari 2016 lalu.

Memang demonstrasi adalah produk demokrasi yang mengedepankan kebebasan beraspirasi. Tapi alangkah baiknya kita waspadai indikasi perluasan isu, terutama – meminjam istilah Tan Malaka – putsch yang mampu mencederai integrasi kebangsaan Pancasila yang menjunjung tinggi multikulturalisme.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun