Mohon tunggu...
Heddy Yusuf
Heddy Yusuf Mohon Tunggu... Jurnalis - Ingin jadi orang bijaksana, eh..jadinya malah Bijak sini - Bijak situ...
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tulislah apa yang mau kau tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bupati Karawang Lebay, HUT RI ke 67 Tidak Meriah

22 Agustus 2012   18:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:27 1191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13456584621648480565

KARAWANG - Dulu biasanya Peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) atau 17 Agustusan di Karawang selalu meriah, sudah tradisi, maklum Karawang dikenal sebagai Kota Pangkal Perjuangan. Sejarah nasional mencatat Soekarno-Hatta diculik sekelompok pemuda revolusioner ke Rengasdengklok Karawang, sehari sebelum Indonesia merdeka dan

[caption id="attachment_201571" align="alignnone" width="300" caption="ilustrasi Bupati Karawang dan Pahlawan 17 Agustus 1945-2012"][/caption] tertulis pula dalam puisi karya Chairil Anwar penyair legendaris; Antara Karawang-Bekasi, Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu. Kenang, kenanglah kami…”tulis Chairil.

Anehnya sekarang, HUT RI ke 67 di Kabupaten Karawang sambutannya tidak meriah lagi, kantor-kantor  Pemerintah Daerah (Pemda) atau OPD (Organisasi Perangkat Daerah) tidak dipasangi gapura lagi, walaupun ada yang dipasangi bendera dan umbun-umbul, namun kondisinya sudah lusuh, sungguh memprihatinkan.

Menurut Kosasih warga Karawang, “Sangat ironis sekali, ada kantor di bawah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) yang sama sekali tidak memasang bendera merah-putih. "Sejak dua tahun ini kemeriahan memperingati HUT RI di Kabupaten Karawang sudah berubah jauh, tidak seperti zaman "baheula" lagi. Dimana sebelum tanggal 17 dan setelah tanggal 17 Agustus berlalu, bendera merah-putih terus berkibar dengan gagahnya, baik di setiap kantor pemerintah maupun di halaman rumah penduduk dari mulai perkotaan hingga pelosok desa," ujarnya.

“Saya merasa sedih, kantor-kantor di lingkungan Pemkab Karawang memeriahkan HUT RI ke 67 tahun 2012 ini hanya cukup memasang bendera merah-putih saja, terkesan asal-asalan, karena kondisi benderanya pun sudah lusuh. Semarak memeriahkan HUT RI di Kabupaten Karawang sudah dua tahun ini tidak punya semangat lagi, sudah lebay" ujar Kosasih. warga Sadamalun Karawang.

Kosasih menduga, kurang meriahnya dalam acara memperingati HUT RI di Kabupaten Karawang sejak dua tahun ini, karena tidak ada respon positif dari Bupati Karawang H. Ade Swara sebagai penguasa di Kabupaten yang terkenal dengan lumbung padinya Jawa Barat ini. "Bupati Karawang yang sekarang ini lebay, kelihatannya diam saja, lebih enak duduk di kursi empuk dan ruang ber-AC daripada Turba (turun ke bawah) berteriak mengajak rakyatnya guna memeriahkan HUT Kemerdekaan RI ke 67," kata Kosasih.

Sementara itu menurut Rambo Ketua LSM Formalin Karawang, cara memperingati dan memeriahkan HUT RI dengan gaya semacam ini sungguh  tidak tepat, jika dikaitkan dengan predikat Kabupaten Karawang sebagai Kota Pangkal Perjuangan dan sebagai cikal bakalnya kemerdekaan RI. 47 tahun yang lalu.

“Pada tanggal 16 Agustus 1945 lalu, bendera merah-putih sudah berkibar terlebih dahulu di Rengasdengklok Kabupaten Karawang. Tapi cobalah menelusuri jalur Pantura Karawang dari mulai Kecamatan Jayakerta, Tirtajaya, Batujaya dan Pakisjaya, ternyata sepanjang jalan di wilayah Kecamatan itu yang memasang bendera merah-putih dengan umbul-umbulnya tidak semeriah dulu lagi.” Kata Rambo.

Sepinya peringatan HUT RI ke 67 itu juga tidak terlihat di Tugu Kemerdekaan Rengasdengklok, tempat pertama kali dikibarkan bendera merah-putih dan tempat pertama kali the founding fathers Soekarno-Hatta merumuskan teks proklamasi sebelum teks proklamasi itu dibacakan di jalan Pegangsaan Jakarta. Tapi kini tidak ada kesemarakan apapun di Tugu Kemeredekaan Rengasdengklok Karawang yang bersejarah itu.

LSM Formalin Karawang menghimbau kepada Bupati Karawang, agar lebih memperhatikan kondisi lokasi “saksi bisu” Tugu Kemerdekaan RI di Rengasdengklok. “Bangsa yang kurang ajar adalah bangsa yang tidak menghargai pahlawannya. Sudah sewajarnya Pemerintah Kabupaten Karawang memeriahkan dengan semarak memperingati HUT Kemerdekaan RI dengan layak, harus diperlihatkan ke depan publik di tingkat Kabupaten, Provinsi maupun Pusat. Terkecuali Bupati Karawang memang Lebay,” tegasnya. (Heddy)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun