Mohon tunggu...
Heddy Yusuf
Heddy Yusuf Mohon Tunggu... Jurnalis - Ingin jadi orang bijaksana, eh..jadinya malah Bijak sini - Bijak situ...
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tulislah apa yang mau kau tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Calon Bupati Karawang Mulai Bermunculan

21 Agustus 2014   05:40 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:00 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karawang - Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Kabupaten Karawang, baru akan digelar 2015 nanti. Meskipun masih lama, ternyata sejumlah tokoh yang mengaku bakal calon bupati yang siap bertarung memperebutkan kursi nomor satu di Karawang itu, sudah ramai bermunculan. Berdasarkan pantauan, hal itu, terjadi pasca ditangkapnya Bupati Ade Swara dan istrinya oleh KPK, mereka (para cabup) merasa mempunyai peluang yang sama untuk menang.

Dilihat dari data yang masuk, bursa calon Bupati Karawang, yang masih terfavorit adalah Cellica Nurrachadiana, alasannya karena Cellica masih memegang jabatan strategis di pemerintahan. Sehingga sebagai Wakil Bupati Karawang yang akan segera ditetapkan menjadi Plt, melalui kewenangannya, Cellica dapat mengendalikan Aparatur Negara Negeri Sipil (ANS) di Karawang.

Tidak hanya Cellica, bakal calon lainnya juga mulai muncul, termasuk nama-nama baru, diantaranya, Ahmad Marzuki (pengusaha), Acep Jamhuri (Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan), H Enan Supriyatna (Bendahara Umum DPD Golkar), Jimmy Ahmad Zamakhsyari (PKB), H Miftah Zaeni (mantan KadishubKominfo), hingga Asep Komara (Ketua Apdesi) yang kini sudah gencar sosialisasi dengan memasang baliho disejumlah wilayah Karawang.

Fenomena banyaknya tokoh yang berniat nyalon bupati pasca ditangkapnya Ade Swara oleh KPK, menurut pengamat politik Pilkada Karawang, Muhamad Rochmat, hal itu diakibatkan karena sistem Pemilukada langsung bupati/walikota dan gubernur membuka peluang bagi siapa pun, karena mereka mempunyai hak yang sama untuk bisa mencalonkan diri menjadi bupati/wakil bupati dengan cara ikut mencalonkan diri melalui partai atau perorangan (independen).

“Untuk itu peminat harus mempersiapkan diri secara matang, jauh hari sebelumnya, termasuk juga persiapan logistik, bahkan anggarannya pun bisa pencapai puluhan miliar rupiah. Tapi biar punya modal besar pun belum tentu bisa menang, yang paling utama adalah figuritas dari calon itu sendiri, apakah layak jual dimata rakyat atau tidak,” ujar Rochmat di kantornya, Selasa (19/8).

Rochmat belum bisa memprediksi siapa calon terkuat untuk Bupati Karawang periode 2015-2020, namun munculnya baliho disejumlah titik  sentral di daerah, sudah merupakan indikasi calon bupati nanti akan diramaikan banyak peminat.

Ditempat terpisah, Ketua DPC PDIP Karawang, Karda Wiranata, saat dikonfirmasi mengatakan, jika PDIP Karawang baru akan mengadakan penjaringan calon bupati pada awal Oktober bulan depan, “Kira-kira awal Oktober lah.., sabar dan tunggu saja ya..?” kata Karda. Selasa (18/8).

Banyaknya peminat yang maju dalam pilkada nanti, juga disampaikan Heigel, mahasiswa Fakultas Hukum Unsika itu mengatakan jika pemilukada tidak akan sepi peminat. Hal itu wajar karena Karawang adalah daerah paling bergengsi diantara seluruh kabupaten lainnya di Jawa Barat.

“Karawang adalah daerah yang berubah cepat, daerah yang tadinya agraris tradisional bertransformasi menjadi daerah kawasan industri modern, buktinya Karawang International Industrial City (KIIC) ada di sini. Karena itu Karawang dilirik para politisi dan kaum pemilik modal,” jelas Heigel.

Selain itu, masih kata mahasiswa yang juga Sekretaris Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Karawang itu, ia juga mempertanyakan rumusan pemimpin Karawang periode 2015-2020 itu seperti apa?, kriterianya bagaimana? Menurutnya rakyat harus bercermin pada pengalaman, “Jangan sampai pemimpin dimasa mendatang itu Bulshit semua, seperti yang sudah-sudah, masuk penjara, mereka telah mempermalukan kami sebagai putra-putri Karawang, kami sangat kecewa atas perilaku mereka,” ujarnya. (dot)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun