Mohon tunggu...
ThoughtCraft
ThoughtCraft Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Amatir

Kepribadian melankolis, INTJ

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Inilah Penyebab Mengapa Orang Miskin Tetap Miskin

26 Juli 2023   20:05 Diperbarui: 26 Juli 2023   20:11 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kemiskinan bukanlah sebuah kondisi tetap, namun sering kali ada faktor-faktor tertentu yang menyebabkan seseorang semakin terperangkap dalam lingkaran kemiskinan.  Bukan hanya tentang kurangnya sumber daya finansial, tetapi juga melibatkan aspek pola pikir, perilaku, dan sikap yang dapat mempengaruhi kondisi seseorang.  Berikut beberapa penyebab orang miskin tetap miskin

1. Gengsi atau Rasa Malu

Dalam banyak kasus, gengsi dapat menjadi hambatan besar dalam usaha seseorang untuk keluar dari kemiskinan. Beberapa orang miskin mungkin merasa malu atau terhina untuk menerima bantuan sosial atau bantuan dari pihak lain. Rasa gengsi ini dapat membuat mereka menolak bantuan yang sebenarnya bisa membantu memenuhi kebutuhan dasar mereka.

Tak hanya itu, banyak orang mungkin merasa malu untuk memperlihatkan kondisi ekonomi mereka yang sebenarnya. Mereka bisa saja berusaha menjaga penampilan luar yang tidak sesuai dengan keadaan finansial mereka, misalnya dengan berpura-pura memiliki gaya hidup yang lebih baik daripada kenyataannya.

Rasa gengsi juga bisa membuat seseorang enggan untuk membicarakan masalah keuangan mereka dengan orang lain, termasuk dengan keluarga atau teman dekat. Akibatnya, mereka mungkin menghadapi kesulitan secara pribadi tanpa mendapatkan dukungan atau bantuan yang diperlukan.

2. Tidak Berusaha Menabung atau Berinvestasi

Sebagian besar orang mengutamakan konsumsi atau pengeluaran pada hal-hal tertentu, tanpa memperhatikan pentingnya menabung atau berinvestasi untuk masa depan. Hal ini dapat berdampak negatif pada kesejahteraan ekonomi jangka panjang mereka. 

Alangkah baiknya jika seseorang  memiliki mengutamakan, membuat anggaran, dan mengutamakan kebutuhan dasar serta investasi yang mendukung masa depan keuangan yang lebih baik.  

3. Mengenyampingkan Kualitas Makanan

Ketidakmampuan untuk memprioritaskan anggaran untuk makanan yang sehat dan bergizi dapat menyebabkan banyak orang lebih memilih membelanjakan uang mereka untuk kebutuhan lain yang lebih mendesak, seperti sewa, listrik, atau pendidikan, sehingga mereka harus mengorbankan asupan makanan yang baik.

Kurangnya pengetahuan tentang gizi menjadi salah satu faktor pendukung untuk mereka memahami bagaimana memilih makanan yang bergizi dengan anggaran yang terbatas  

4. Banyak Anak Banyak Rejeki

Kepercayaan ini mungkin membuat sebagian besar orang  mengabaikan kondisi ekonomi mereka yang riil, seperti pendapatan yang rendah, ketidakstabilan pekerjaan, atau keterbatasan akses ke sumber daya. Akibatnya, mereka tidak mempertimbangkan dampak ekonomi dari memiliki banyak anak dan bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi kondisi keuangan keluarga.

5. Memelihara Mental Aji Mumpung

Mental "aji mumpung"  merupakan pola pikir yang dapat menyebabkan orang miskin tetap miskin karena cenderung mengabaikan konsekuensi jangka panjang demi kepuasan atau keuntungan segera. Misalnya, seseorang mendapatkan uang dari gaji atau bonus, dan tanpa berpikir panjang, menghabiskannya untuk membeli barang-barang mewah atau kesenangan segera tanpa mempertimbangkan kebutuhan atau tabungan untuk masa depan. 

6. Mindset

Mindset yang menyebabkan semakin miskin kualitas seseorang adalah mindset yang negatif, pasif, dan tidak proaktif dalam menghadapi tantangan dan mencari peluang. Contoh mindset banyak ditemukan pada mindset orang-orang yang  bergantung pada keberuntungan,tidak mengutamakan pendidikan atau pelatihan, cenderung  nyaman dengan situasi zona nyaman dan enggan untuk mencari cara untuk berkembang atau meningkatkan kualitas hidup.  

Mengubah pola mindset, perilaku, dan pandangan terhadap kehidupan adalah langkah awal yang penting dalam memutus siklus kemiskinan yang berlarut-larut. Meningkatkan kesadaran akan dampak negatif dari mindset yang merugikan dan perilaku yang tidak produktif dapat membuka jalan menuju perubahan yang positif dan kesuksesan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun