Kegagalan AHY di Pilgub 2017 menyisakan banyak cerita. Dikenal sebagai perwira menengah yang jauh dari hingar bingar politik, keputusannya untuk mengakhiri karir di TNI disayangkangkan banyak pihak. Tapi ingatlah, sekenario Tuhan itu selalu ada.
Dari kekalahannya, AHY segera bangkit sebagai kesatria yang mempertangung jawabkan keputasnnya. Sebuah keputusan yang tidak mudah baginya setelah 16 tahun di kandung militer. Tak ada penyesalan yang tersisa baginya. AHY mantap menatap panggung politik dengan gegap gempita.
AHY mengawali kebangikitannya dengan membentuk sebuah lembaga think tank independent yang di namai The Yudhoyono Institute (TYI) untuk mencetak pemimpin muda. Selama hampir 12 bulan, dalam kapasitasnya sebagai Direktur TYI, AHY telah menapakkan kaki di sembilan provinsi dan 24 kabupaten-kota, untuk berdialog dengan lebih dari 20 ribu mahasiswa/i.
Lembaga yang diperuntukan untuk mendiskusikan secara mendalam masalah yang dihadapi bangsa dan negara ini ditujukan AHY untuk menyelami pemikiran-pemikiran generasi muda guna beraktualisasi diri sebelum terjun langsung kepartai politik.
Setapak demi setapak ditemuph AHY untuk mengarungi panggung politik. Setelah menyelami pemikiran-pemikiran kaula muda, AHY ditunjuk sebagi ditunjuk sebagai Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat untuk menjadi sosok penentu di pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019 pada Februari silam. Penunjukannya sebagai Kogasma memberinya ruang untuk berperan penting di partai baik secara strategis maupun secara teknis.
Perannya dimainkan dengan baik, Berdasarkan evaluasi internal Partai Demokrat di Pilkada 2018, Demokrat mencapai target di 171 Pilkada, yakni 35 persen. Menutrut hitung cepat, partai demokrat telah melibihi target. Hal tersebut langsung diungkapkan SBY selaku Ketua Umum.
Selain menjadi Kogasma, AHY juga didaulat Demokrat sebagai Ketua Panitia Rapimnas pada 10-11 Maret silam. Posisi ini juga sama pentingnya karena AHY memimpin seluruh kader partai dari tingkat DPP sampai PAC. AHY juga diberi kesempatan melakukan pidato penutup dalam Rapimnas tersebut.
Debutnya dalam mengarungi panggung politik lewat memimpin Rapimnas berhasil di jalankan dengan maksimal dengan mengurai ketegangan yang terjadi antara Demokrat dan Pemerintah lewat pidato politiknya. AHY menyatakan bahwa Partai Demokrat perlu berkoalisi di masa mendatang, dan bahkan menjadi bagian dari pemerintah.
Setelah memegang tanggung jawab sebagai Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, langkah demi langkah dilakukan AHY untuk melakukan safari politik ke beberapa tokoh. Mulai dari Presiden Joko Widodo beberapa bulan lalu, Wapres Jusuf Kalla, Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Bahkan, Agus berencana untuk mengunjungi Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Manuver AHY untuk mempersiapkan dirinya menjadi salah satu pemimpin nasional terlihat serius dengan terus menimba ilmu dari para tokoh nasional yang ditemui di setiap kesmpatan. Dengan terus membuka diri, AHY yang berstatus sebagai new blood di kancah politik berpeluang besar melanjutkan langkahnya menuju istana negara sebagai RI 2.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H