Mohon tunggu...
HE. Benyamine
HE. Benyamine Mohon Tunggu... wiraswasta -

Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan Mendekap Aura Rahim

18 Februari 2017   23:05 Diperbarui: 19 Februari 2017   09:19 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

: Adinda

Hujan mendahului menyapa pagi, meski keterjagaan menajam

Hanya gemuruh melaut di pagi itu, meski tak mencari tatapan rindu

Sudah berapa lama mata mistismu menghuni imajinasi hatiku

Kemarau tanda hujan tersipu, musim hujan mendekap  aura rahim

Kebakaran hutan bagai kisah api menjadi wujud mendendam

Rantai makanan sudah dimangsa kerakusan juga ketakutan

Membabat juga menerabas keseimbangan alam

Berhala zaman bagai minum air laut di tengah belantara angan

Hujan meminang batinmu, terusik rindumu siang malam

Kejernihan aliran air pegunungan masih lekat senyummu tersimpan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun