Mohon tunggu...
Hasan A. Drihim
Hasan A. Drihim Mohon Tunggu... Freelancer - menulis karena hobi, lalu Berfikir, Mendalami dan Menjiwai...

Pribadi yang terus belajar menuju kesempurnaan hidup... Berfikir, Mendalami dan Menjiwai...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Stop Menjadikan ISIS dan Koruptor Menjadi Bahan Celaan

25 Maret 2015   12:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:03 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Gambar diambil dari medialogika.org)

Beberapa tahun terakhir ISIS menjadi organisasi teroris yang paling menakutkan di seluruh dunia. Bahkan popularitasnya mampu mengalahkan al qaedah yang lebih dulu muncul. Ada banyak tanggapan orang tentangnya. Ada yang memburu, ada yang setuju, ada yang datar-datar saja tapi ada juga yang menjadikan ISIS sebagai bahan gurauan. Saya yang berpenampilan dengan jenggot sedikit dan jidat ada bercak-bercak hitam selalu dikait-kaitkan dengan kelompok yang satu ini. Mungkin karena di lingkungan saya bekerja, banyak orang-orang yang kurang mengerti soal agama dan orang-orang yang menganut agama lain. Biarpun jumlah orang beragama islam di Site Sidi cukup banyak tapi yang benar-benar melaksanakan sholat 5 waktu hanya sedikit. Entah apa alasan mereka tapi yang saya tahu seperti itu. Saya tidak menyalahkan mereka, mungkin mereka memang belum mengerti tentang pentingnya shalat 5 waktu sehingga mereka menganggap remeh saja shalat tersebut. Oleh karena itu setiap mendapat giliran khutbah jum'at pelan-pelan selalu saya mengingatkan tentang pentingnya belajar ilmu agama dan mempelajari al qur'an. Saya pribadi sebenarnya lebih memilih cara berdakwah para wali songo. Entah bagaimana caranya, tapi cara mereka sangat efektif untuk menyadarkan banyak orang yang kala itu sedang rusak-rusaknya. Beruntung mereka juga didukung oleh kekuatan super power kala itu yang dipegang kekaisaran turki ottoman. Lengkaplah sudah kebaikan hati plus modal tak terbatas menghasilkan perubahan paradigma masyarakat indonesia yang saat itu penuh dengan animisme dan dinamisme menjadi murni monotheisme. Tanpa perjuangan mereka, mungkin saat ini saya masih menyembah batu dan pohon.. Who knows.. Sampai saat ini jika saya ditanya tentang ISIS selalu menjawabnya dengan tidak tahu. Karena sesuai dengan ajaran di agama saya, jika ada orang yang membawa berita kepadamu maka wajib ditelususri terlebih dahulu, istilahnya tabayyun dan sampai saat ini saya belum pernah bertabayyun dengan orang-orang yang bergabung di organisasi tersebut. Tapi dari pemberitaan berbagai media (walaupun kredibilitas media saat ini kurang dapat di pertanggung jawabkan karena bisa saja berpihak) ada beberapa tindakan mereka yang mungkin kurang tepat. Tapi sekali lagi perlu tabayyun terlebih dahulu. Nah seperti yang kita ketahui bersama masyarakat di dunia sekarang bermental pengejek. Mungkin bukan zaman sekarang saja karena sejak dahulu ada pepatah yang mengatakan "gajah di pelupuk mata tidak terlihat, kuman di seberang lautan kelihatan." Memang sifat alamiah manusia untuk selalu melihat salahnya orang lain sedangkan salahnya sendiri seakan tertutupi. Orang mengoloki koruptor padahal dirinya sendiri korupsi waktu, orang mengoloki orang lain pelacur, padahal dirinya sendiri penikmat film porno, orang mengoloki orang lain tidak tegas padahal dia sendiri plin-plan. Banyak kasus di dunia ini yang selalu berkebalikan. Kadang kita adalah apa yang selalu kita oloki, bahkan lebih buruk lagi.. Sifat mencela manusia memang berasal dari hati nurani kita yang memang dirancang untuk mencela segala sesuatu yang bersifat buruk. Hal ini dilakukan sebagai bentuk monitoring terhadap segala error. Itu memang sudah settingan dari sananya, yang menjadi masalah adalah seringnya kita menscan sifat buruk pada orang lain sedangkan sifat buruk diri sendiri jarang kita scanning.  Itulah mengapa jarang sekali orang yang senang mencela sukses di kehidupannya. Karena dia terlalu sibuk melakukan scanning pada unit lain sehingga waktu yang mestinya dapat digunakan untuk memperbaiki error diri sendiri menjadi hilang. Sedikit kutipan dari al qur'an, surat al mu'minun 109. Sungguh, ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdoa (di dunia), "Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat, Engkau adalah pemberi rahmat yang terbaik” 110. Lalu kamu jadikan mereka buah ejekan, sehingga kamu lupa mengingat Aku, dan kamu selalu menertawakan mereka, 111. Sungguh, pada hari ini Aku memberi balasan kepada mereka, karena kesabaran mereka; sungguh mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan."

Kita tidak pernah benar-benar tahu apa yang dilakukan orang lain dan apa motif dibalik itu, yang pasti kita tahu adalah apa yang dilakukan diri sendiri. Bisa saja sebenarnya mereka yang kita cela lebih baik dari kita. Bisa saja sebenarnya apa yang kita lakukan tak jauh berbeda dari ISIS, atau malah bisa saja ISIS sebenarnya lebih baik dari kita. Kita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi kan. Atau dalam kasus lain bisa saja sebenarnya koruptor itu sama kelakuannya dengan kita. Atau jika Tuhan menaruh kita diposisi dia bukan tidak mungkin kita melakukan korupsi yang lebih besar. Bukankah ketika kita menunjuk orang lain 4 jari malah mengarah ke diri sendiri ??

Saran saya kepada siapapun yang suka mencela dan mengejek, saya memahami keresahan anda. Sungguh saya pun resah dengan tingkah laku mereka. Tapi alih-alih menghabiskan waktu kita dengan mengejek dan mencela mereka, alangkah lebih baik jika kita menscanning ulang segala error di diri kita dan memperbaikinya. Mari kita menjadi lebih baik dan melakukan perbaikan.

Karena kita tidak pernah tahu kapan kesempatan akan datang maka mari kita pastikan kita siap ketika kesempatan itu datang. Mungkin bukan tahun ini, mungkin bukan 10 tahun lagi bahkan mungkin kesempatan itu tak pernah datang. Tapi setidaknya ketika nanti kita mati dan kembali pada sang pencipta, kita sudah memiliki jawaban yang mantabh..

"Saya sudah berusaha, dan saya mati dalam perjuangan saya.." Insya Allah..

Malinau, 25 maret 2015

Hasan A. Drihim

109. Sungguh, ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdoa (di dunia), "Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat, Engkau adalah pemberi rahmat yang terbaik.”

110. Lalu kamu jadikan mereka buah ejekan, sehingga kamu lupa mengingat Aku, dan kamu selalu menertawakan mereka,

111. Sungguh, pada hari ini Aku memberi balasan kepada mereka, karena kesabaran mereka; sungguh mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan."

- See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-al-muminun-ayat-99-118.html#sthash.5OZCHZFp.dpuf

109. Sungguh, ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdoa (di dunia), "Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat, Engkau adalah pemberi rahmat yang terbaik.”

110. Lalu kamu jadikan mereka buah ejekan, sehingga kamu lupa mengingat Aku, dan kamu selalu menertawakan mereka,

111. Sungguh, pada hari ini Aku memberi balasan kepada mereka, karena kesabaran mereka; sungguh mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan."

- See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-al-muminun-ayat-99-118.html#sthash.5OZCHZFp.dpuf

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun