Mohon tunggu...
Heru Cokro
Heru Cokro Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan dan Pengamat SDM

Proud Father!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Faktor Tamatnya Karier Politik Politisi

18 Desember 2020   07:42 Diperbarui: 18 Desember 2020   07:50 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar dw.com dan wikipedia.org

Membaca tulisan yang unik dari b atau tokapelawi yang berjudul "Tamatnya Karier Politik Ridwan Kamil-Prabowo dalam Permainan Jokowi-Mahfud MD", saya menjadi tertarik untuk melakukan pendalaman pada kesimpulan tersebut. Untuk itu, kita bisa melirik pada contoh-contoh figur yang mungkin bisa kita elaborasi bersama.

***

Contoh pertama, Bo Xilai, politisi populis dari Tiongkok.

Bo Xilai adalah putra dari Bo Yibo, politisi veteran yang pada era Deng Xiaoping dikenal sebagai bagian dari "Eight Immortals" atau delapan tokoh senior partai komunis Tiongkok yang paling berkuasa. Selain dukungan penuh dari Ayahnya, Bo Xilai juga dikenal karena beberapa program yang ia usung selama menjadi sekretaris partai untuk area Chongqing sangat populer di jajaran partai komunis Tiongkok maupun masyarakat Tiongkok pada umumnya.

Saat masa kepemimpinannya di Chongqing, Bo Xilai menggabungkan pendekatan yang keras terhadap kejahatan terorganisir/Triad dan korupsi dengan kampanye penegakan kembali nilai-nilai klasik era Mao Zedong yang dianggap makin tereduksi oleh reformasi ekonomi berbasis pasar yang diterapkan Tiongkok kontemporer. Saking populernya program Bo Xilai, program-program tersebut ditasbihkan sebagai "Chongqing Model" oleh media massa Tiongkok, dan bahkan, Xi Jinping (presiden Tiongkok sekarang) memutuskan untuk berkunjung dan belajar dari Bo Xilai!

Ditambah pembawaannya flamboyan dan karismatik, Bo Xilai kerap disebut-sebut sebagai kandidat potensial untuk pimpinan puncak partai komunis Tiongkok di masa depan. Di saat karpet merah sudah demikian lebar digelar untuk Bo Xilai, terjadilah insiden Wang Lijun.

Wang Lijun adalah tangan kanan Bo Xilai dan wakil walikota Chongqing. Pada tanggal 6 Februari 2012, Wang Lijun memutuskan melakukan perjalanan ke kantor konsulat Amerika Serikat (AS) di Kota Chengdu, dan melakukan pertemuan kurang lebih 30 jam dengan pihak konsuler AS. Selama pertemuan tersebut, seketika kantor konsulat AS dikepung oleh kepolisian Tiongkok sebelumnya akhir bubar setelah Wang Lijun memutuskan untuk menyerahkan diri ke pihak keamanan Tiongkok. Tidak ada satu pihak pun yang mau bersaksi, termasuk pihak konsuler AS, apa yang sebetulnya yang didiskusikan dan memotivasi Wang Lijun untuk melakukan pertemuan tersebut.

Sebulan kemudian, Bo Xilai dipecat sebagai Sekretaris Partai di Chongqing. Bulan September di tahun yang sama, Bo Xilai dikeluarkan dari keanggotaan partai dengan salah satu tuduhan "memiliki atau menjaga hubungan seksual yang tidak pantas dengan beberapa orang wanita". Istri Bo Xilai, Gu Kailai, ditetapkan sebagai tersangka utama pembunuhan Neil Heywood, seorang pengusaha Inggris. Pada tahun 2013, Bo Xilai dipersangkakan dengan tuduhan melakukan penyogokan, penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi. Pada tanggal 22 September 2013, ditetapkan sebagai terpidana dan divonis penjara seumur hidup serta disita seluruh asset dan kekayaannya.

Saat ini, disinyalir seluruh penyebutan nama Bo Xilai dihapuskan dari dokumentasi partai komunis Tiongkok dan media lokal Tiongkok.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun