Mohon tunggu...
Helmy Beryliansyah
Helmy Beryliansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Marketing

Mulai mencoba menulis uneg-uneg semoga bisa aktif menulis... amin

Selanjutnya

Tutup

Money

Kenaikan Gas LPG, karena Konsumennya Masyarakat Ekonomi Kelas Atas ???

3 Januari 2014   22:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:11 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendengar berita di Televisi nasional salah satu alasan kenaikan LPG adalah karena konsumennya masyarakat menengah ke atas. Patut dipertanyakan jika salah satu alasan menaikan harga Gas LPG karena konsumennya menengah ke atas. Atas dasar data yang akurat kah? atau cuma anggapan sebagian besar pemegang keputusan? Oke mungkin dengan asumsi tersebut gas LPG 12 kg layak dinaikkan. Tapi masalahnya apa asumsi itu benar adanya?

Sepengetahuan saya gas LPG yang digunakan di rumah tangga atau penjaja makanan pinggir jalan menggunakan LPG 3kg, 12kg atau 15kg. Akan tetapi kebanyakan menggunakan LPG 3kg atau 12 kg, dari penglihatan sekilas saja sudah terlihat bahwa jenis gas yang digunakan. Di rumah saya sendiri yang boleh dibilang bukan kelas ekonomi menengah atas, menggunakan gas LPG 12kg kadang 3kg. Bahkan kemungkinan kebanyakan rumah tangga menengah menggunakan gas LPG 12kg atau 3kg. Dari sini saja saya tidak terbayang dari mana anggapan mengkonsumsi gas LPG 12kg itu ekonomi kelas atas?

Gas LPG 12 kg saya asumsikan sekarang harganya mencapai Rp 120,000-150,000 bahkan lebih sedangkan gas 3 kg "hanya" Rp15,000-20,000 harga gas 3kg dikalikan 4 saja masih jauh lebih murah dari 12kg. Jika sudah begini kemungkinan besar masyarakat menengah pengguna gas 12kg akan beralih ke gas 3kg. Kemudian masyarakat Ekonomi Kelas Atas pun bisa jadi beralih ke gas 3kg. Siapa pun akan lebih memilih barang yang harganya murah, betul tidak? walau sekaya apapun seseorang hukum ekonomi tetap berlaku dengan modal sekecil-kecilnya menghasilkan untung sebesar-besarnya.

Janganlah membandingkan Gas LPG dengan BBM, kalau BBM jelas orang yang memiliki mobil yang mahal pastilah orang kelas atas. Mobil mahal bukanlah kebutuhan primer dalam rumah tangga ataupun usaha kebanyakan, sedangkan Gas LPG sudah dapat dikategorikan sebagai kebutuhan primer, bagaimana kita bisa memasak untuk makan kalau tak ada gas? pakai listrik jelas mahal dan lama, pakai minyak tanah sudah langka, pakai kayu bakar yang hidup di perkotaan dapat dari mana?

Kebanyakan masyarakat menengah baik rumah tangga maupun usaha kecil menengah khususnya kuliner menggunakan gas LPG 12kg atas dasar efisiensi, jika menggunakan gas LPG 3kg mungkin proses memasak akan terganggu karena gas cepat habis walau ada cadangan tabung lain. Penggunaan gas LPG 12kg akan lebih efisien karena waktu penggantian akan lebih lama, selain hemat waktu juga lebih cepat mendapat keuntungan.

Jika seperti ini jadinya program konversi minyak tanah ke gas LPG akan menjadi tak berguna, kenaikan harga yang tinggi tanpa regulasi yang jelas benar-benar tidak bijak. Tinggal saja kita menunggu harga gas LPG 3kg menjadi Rp. 40,000 karena meningkatnya permintaan akibat peralihan dari 12kg ke 3kg imbasnya kembali ke masyarakat ekonomi bawah. Belum lagi kenaikan harga yang kemungkinan besar terjadi. Sudah selayaknya Pertamina serta pemerintah lebih bijak dalam mengambil keputusan. setidaknya dipikirkan kembali perhitungan harga Gas 12kg setidaknya harganya 4-5 kali lipat harga gas 3kg. Agar mengurangi jumlah orang yang beralih ke gas LPG yang bersubsidi.

Jika keputusan kenaikan harga ini di dasari karena konsumen gas LPG masyarakat kelas atas, kemudian untuk kerugian pertamina yang membengkak. Buat saya pribadi pengambilan keputusan menaikan harga hampir 100% adalah efek panik akibat kerugian. Sudah seharusnya BUMN sebesar Pertamina memiliki perhitungan yang akurat atas semua kebijakan yang dilakukan pemerintah. Selama ini kemana saja orang-orang bekerja di Pertamina? Apa tidak ada orang-orang yang memiliki ide bisnis untuk menutupi kerugian di satu sektor?

Ini untuk memberi pelajaran untuk masyarakat Ekonomi kelas atas atau untuk mencekik masyarakat kelas bawah? tolonglah bapak-bapak, ibu-ibu, mas-mas, mba-mba yang kerja di Pertamina pasti lebih cerdas ya sudah semestinya lebih cerdas lagi dalam mengambil keputusan dan pintar-pintar lah cari alasan yang tepat.

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun