yang denting pun retaklah ia, ooo, senjakala purba itu
sedemikian telah tak lagi kukenal huruf-huruf bersusunan itu
terbaca apa, tidak di halaman muka tak pula di catatan-catatan
kaki, padahal tak elok bila kulupakan kalimat pembuka pernah
kautitipkan lewat suara-suara lampau,
: "Bacalah"
tapi tetap tak selesai kubacakan, sebab kucabikkan
: "Kun'
tapi tetap tak usaiusai kaukatakan, sebab kautabikkan
yang terpelanting pun ialah ia tak berjejak,ooo
yang berderak, usia
yang berserak, usia
yang berjarak, usia
yang terjebak, usia
yang tak tegak tak bergerak,
yang berlagak membacakan sajak
usailah, sudahi saja
di pagi tiba.
Surabaya, 30 April 2015 "May Day.. May Day.. May Day for Tomorrow"
"Like Tomorrow doesn't exist : Chandelier (Sia Kate Isobelle Furler)"
"No. No. No. Still let all sorrows follow your whole tomorrows?", I say.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H