Mohon tunggu...
Hidayanto Budi Prasetyo
Hidayanto Budi Prasetyo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

... Jelajahi laut kemungkinan yang ada/ sebelum surut merenggut / kesempatan berlabuh tanpa rasa takut/ pada maut/ dan linangan air mata... (pekerja urban, kelahiran Ngawi-Lembah Pithecantropus Erectus, sekarang tinggal di Pesisir Grissee, --- Muara di mana air mengalir sampai jauh ---)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kita Telah Menjadi Begitu Pejal

4 Agustus 2014   18:04 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:27 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kita telah menjadi begitu pejal, menggelinding kesana kemari,

Berjejaljejal di jalanan, loronglorong pasar, geraigerai mall, koridorkoridor rumah sakit, loketloket pembayaran, anjungananjungan tunai mandiri, bangkubangku peron, cubicalcubical kantor, gerbonggerbong kereta api, ruangruang kelas, lobbylobby hotel, lounglounge bandara, kolomkolom suara pembaca, channelchannel tivi kabel, gelombanggelombang radio-station, exit-entrance tollway, vas deferens – tuba falopi ! (sebegitu cecer dimanamana)

: pada puntungpuntung di asbak, bukubuku di tas, tagihantagihan di kantong, uanguang di bank, bajubaju di wardrobe, file-file di laptop, begelbegel dalam mulut, harimauharimau di Taman Safari. emailemail di outlook, pohonpohon di hutan Papua-Kalimantan-Sulawesi, bijibiji kopi di penggorengan, catatancatatan amal! (sebanyak apaapa)

: tidak saat winter-spring-summer-autumn, Jakarta banjir-Gresik keringkerontang, panen padi-rambutan-durian, saat tidur-ngelindur, tanggal tua-muda, Lebaran di kampung! (begitu berulangulang)

Kita telah menjadi sebegitu bebal, bila leleh? Berhenti menoleh? Mengurangi celoteh? Menjadi shaleh!

Telah menjadi sebegitu pejal, menggelinding kesana kemari, apa dicari,

: lalu teronggok begitu saja ditaburi mawar dan melati.

Ngawi-Gresik, syawalan 1435 H, " Sepurane sing akeh, yo Cak, yo Ning".


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun