Mohon tunggu...
Hidayanto Budi Prasetyo
Hidayanto Budi Prasetyo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

... Jelajahi laut kemungkinan yang ada/ sebelum surut merenggut / kesempatan berlabuh tanpa rasa takut/ pada maut/ dan linangan air mata... (pekerja urban, kelahiran Ngawi-Lembah Pithecantropus Erectus, sekarang tinggal di Pesisir Grissee, --- Muara di mana air mengalir sampai jauh ---)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Beyond The Limit (dan Nol Memulainya)

5 Desember 2014   17:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:58 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1417751596494620636

" Beyond The Limit"

Pernah kau melakukan sesuatu hingga melewati batas kesadaranmu, batas kemampuanmu? Barangkali rasa lelah telah lama membuat kita menyerah, bahkan sebelum sempat berdarah-darah. Hei, semua pernah dicatatkan sejarah, pula orang-orang yang kalah. Lihatlah, tidakkah kau rasakan, telah menjadi gemetar tubuh ini, dan nanar mata ini. Kita segera menua, bahkan mungkin sebelum anak-anak beranjak dewasa. Apa yang bisa dibawakan untuk mereka, sedang tanda baca pun tak genap disematkan untuk sebuah Catatan Para Orang Tua. Berharap menjadi Prosa? Atau Legenda? Ooo, puisi pun tak berima. Terengah – engah mengumpulkan makna.

Bergegaslah, bacalah Bismillah.

Baiklah. Bila Kau ijinkan. Biarlah kita kembali memulai. Jangan pedulikan meski jaman itu telah berkelebat-kelebat lewat. Jangan pedulikan orang-orang telah begitu lama bergegas dan tancap gas. Jangan nelangsa meski pernah terjun bebas. Jangan bersedih meski tak ada yang bertambah isi dalam tas. Jangan termangu bila ada yang bertanya, “ Kemana saja selama ini?”.

Jangan tengok ke belakang lagi. Sudah tak ada siapa-siapa lagi di situ. Bukan lagi engkau yang tegap bersiap, gesit melejit., sigap menjawab, cepat melompat, gencar melontar. Mengaum menyerentakkansegra !

Bergegaslah, bacalah Bismillah.

(Dan Nol Memulainya, halaman pembukaan)

---- Gelora Bung Tomo  Soerabaia, 5 Desember 2014 ----;

Lihatlah anak-anak sudah menunggu di depan pintu. “Papi pulangnya jangan malam-malam, yaa. Jangan lupa bontotannya dimakan, nggak usah jajan lagi”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun