Indonesia dan Prancis memiliki hubungan bilateral yang kuat dalam berbagai bidang, termasuk militer. Namun, keduanya memiliki peran dan strategi yang berbeda dalam politik luar negeri mereka terkait militer.
Indonesia memiliki kebijakan luar negeri yang menjunjung tinggi prinsip non-blok dan bebas-aktif. Dalam bidang militer, Indonesia memiliki kebijakan untuk membangun kekuatan pertahanan yang tangguh dan independen secara mandiri, dengan memperkuat industri pertahanan nasional dan kerjasama militer dengan negara lain.
Indonesia memiliki kerja sama militer dengan Prancis melalui pembelian berbagai jenis persenjataan seperti helikopter, pesawat tempur, dan kapal perang. Selain itu, Indonesia juga menjalin kerja sama dalam bidang pendidikan militer dan pelatihan dengan Prancis.
Sementara itu, Prancis merupakan salah satu kekuatan militer terbesar di Eropa dan memiliki kebijakan luar negeri yang berorientasi pada keamanan dan perdamaian dunia. Prancis juga memiliki kebijakan untuk mempromosikan industri pertahanan nasionalnya dengan menjalin kerja sama militer dengan negara lain.
Prancis memiliki kekuatan militer yang kuat dan teknologi yang maju, dan Indonesia telah membeli beberapa jenis persenjataan dari Prancis. Selain itu, Prancis juga memiliki program kerja sama militer dengan Indonesia dalam bidang pelatihan dan peningkatan kapabilitas militer.
Namun, kedua negara juga memiliki perbedaan dalam kebijakan luar negeri mereka terkait masalah tertentu, seperti hubungan Indonesia dengan Papua Barat dan isu Hak Asasi Manusia. Prancis juga memiliki peran yang berbeda dalam politik luar negeri Eropa dan NATO, sedangkan Indonesia lebih fokus pada ASEAN dan kerja sama regional.
Secara keseluruhan, hubungan militer antara Indonesia dan Prancis telah berjalan cukup baik, meskipun keduanya memiliki perbedaan strategi dan kebijakan luar negeri dalam bidang militer.
Pendekatan analisis kebijakan luar negeri yang digunakan adalah pendekatan komparatif, yang menitikberatkan pada membandingkan kebijakan luar negeri militer Indonesia dan Prancis, serta mengidentifikasi perbedaan strategi dan kebijakan luar negeri mereka terhadap isu tertentu.Â
Faktor-faktor kontekstual yang memengaruhi kebijakan luar negeri masing-masing negara juga dipertimbangkan dalam pendekatan ini, seperti prinsip non-blok dan bebas-aktif yang dianut Indonesia, serta kebijakan Prancis yang lebih berfokus pada keamanan dan perdamaian dunia.
Serta baru-baru ini, Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto, menyambut kunjungan kehormatan Menteri Angkatan Bersenjata Republik Prancis, H.E. Mrs. Florence Parly beserta delegasinya di Kemhan, Jakarta pada hari Kamis, 10 Februari 2023. Dalam pertemuan bilateral di Kemhan tersebut, kedua delegasi membahas tentang peningkatan kerjasama pertahanan antara kedua negara, yang diharapkan akan memperkuat hubungan pertahanan bilateral antara Indonesia dan Prancis pada masa depan.