Penanaman pendidikan karakter sejak dini, melalui pengucapan enam S di kehidupan sehari-hari
Enam S yang tidak boleh dilupakan ialah senyum, salam, sapa, salim dan sopan. Hal itu harus dibiasakan setiap hari agar terlaksana secara terbiasa. Enam S juga diajarkan di lingkungan sekolah. Termasuk pada sekolah dasar yang juga diberi didikan terkait pembiasaan enam S.Â
Tujuan guru membiasakan hal ini, semata-mata untuk mendidik para peserta didik agar memiliki akhlak dan adab yang baik. Saling menghormati dan menghargai kepada sesama. Berperilaku santun dan sopan kepada orang lain termasuk kepada yang lebih tua. Hal ini diajarkan sejak dini agar kelak ketika  besar, peserta didik sudah terbiasa dengan sendirinya. Tidak ada yang tidak bisa, semuanya bisa karena terbiasa. Oleh sebab itu, enam S diajarkan kepada peserta didik agar mereka mempunyai unggah-ungguh yang baik.Â
Diajarkan di sekolah, agar terbawa dimanapun tempatnya. Peserta didik adalah calon penerus bangsa. Sebisa mungkin harus di berikan didikan yang baik sejak dini agar bisa menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan. Adapun penjabaran dari enam S ialah senyum, salam, sapa, salim, dan sopan. Ke enam hal tersebut saling berkaitan dengan aktivitas kehidupan. Senyum menjabarkan wajah yang ceria, sehingga mencerminkan perasaan senang ketika bertemu dengan orang lain.Â
Adapun salam, dilakukan ketika hendak bertemu orang, atau menyapa seseorang. Sapa dilakukan untuk menyapa orang lain, agar terkesan tidak sombong. Sehingga orang lain yang melihatnya, Â tidak merasa kecewa atau berfikiran negatif. Adapun salim dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada seseorang. Sopan adalah suatu hal yang berkaitan dengan tingkah laku dan perilaku. Bersikaplah sopan agar orang lain yang melihat ikut senang. Tindak tanduk yang baik kepada sesama. Menerapkan akhlakul karima terhadap sesama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H