Air sumur yang jernih padahal berada di daerah sering rob
Jaman sekarang, air sumur sepertinya sudah jarang digunakan. Sebab orang-orang lebih memilih menggunakan air PDAM. Mungkin dinilai lebih simpel, tinggal putar kran saja airnya sudah langsung keluar. Air PDAM rupanya sudah masuk ke seluruh penjuru.Â
Baik desa maupun kota, banyak yang sudah menggunakan air PDAM. Namun berbeda dengan Bu Sudinar. Ia tinggal di daerah yang sering terkena Rob, namun masih bertahan menggunakan air sumur. Rumahnya berada di desa Jeruksari Kabupaten Pekalongan.Â
Wilayah Jeruksari ini sering dilanda banjir, tidak hujan pun terkadang banjir. Penyebab datangnya air rob diakibatkan karena dataran tanah di daerah sini tergolong rendah.Â
Jalannya juga rendah, sehingga air dari laut atau dari banjir bahkan buangan dari manapun itu larinya ke daerah Jeruksari. Air mengalir ke dataran yang lebih rendah, nah di desa Jeruksari ini datarannya rendah jadi sering terkena rob.Â
Akses jalannya pun banjir, rumah-rumah warga pun juga kemasukan air. Meski ada beberapa rumah yang aman dari banjir, namun kebanyakan rumah di daerah sini kebanjiran. Apalagi rumah yang belum di renovasi/masih rendah bangunannya jadi mudah kemasukan air.Â
Rumah bu Sudinar juga termasuk rumah yang rendah bangunannya, berkali-kali kemasukan air banjir. Disaat tetangga-tetangganya memilih untuk memasang air PDAM, berbeda dengan ibu Sudinar yang tetap bertahan menggunakan air sumur.Â
Dikarenakan air sumur Ibu Sudinar masih jernih. Warnanya tidak butek, baunya pun segar. Meski sering terkena rob, namun air sumurnya terlihat bersih bahkan tidak berasa asin.Â
Berbeda dengan sumur milik tetangganya yang kebanyakan sudah tidak layak untuk dipakai. Warnanya sudah berubah, baunya pun terasa asin. Padahal masih satu daerah, akan tetapi air sumurnya tidak semuanya jernih.Â
Beruntung sekali ibu Sudinar, sebab air sumurnya jernih dan tidak berbau asin. Mungkin penyebab sumurnya masih jernih dikarenakan dahulu ketika membuat bor sumur itu penggaliannya agak dalam, sehingga sampai sekarang pun masih tetap jernih.Â